Begini Suasana Centra Batik Trusmi Terlihat Sepi dan Puluhan Kiospun Terlihat Tutup saat Jelang Lebaran

SEPI: Centra Batik Trusmi terlihat sepi, kemarin. Hingga saat ini, belum ada upaya pemerintah daerah untuk meramaikan lokasi itu.-Samsul Huda-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM -Menjelang Hari Raya Idul Fitri, suasana Centra Batik Trusmi tak ada bedanya. Tetap terlihat sepi. Puluhan kios pun terlihat tutup. Hanya kios-kios tertentu yang terlihat buka. Itupun yang lokasinya di depan.
Aset milik Pemerintah Kabupaten Cirebon itu hanya ramai di awal pembukaan sentra pasar batik.
Lambat laun, mulai sepi. Banyak faktor yang membuat kondisi pasar itu kian sepi. Salah satunya kurang seriusnya pemerintah daerah mengelola pasar batik.
Fatimah, salah satu pelayan toko batik di lokasi tersebut, mengungkapkan kunjungan pembeli saat ini sangat jauh dari harapan.
“Ada saja yang datang, tapi tidak seramai dulu. Biasanya menjelang Lebaran, tempat ini ramai luar biasa,” ujar Fatimah kepada Radar Cirebon, kemarin.
BACA JUGA:Idul Fitri Jadi Momentum IPB Cirebon Refleksi dan Evaluasi Diri
Ia menyebutkan, akhir pekan menjadi satu-satunya waktu yang sedikit ramai, itu pun lebih banyak didominasi pengunjung dari luar kota seperti Bandung dan Jakarta yang mampir usai makan siang. Karena kondisi itu, banyak kios memilih tidak buka, terutama yang berada di area kurang strategis.
“Hanya kios-kios tertentu yang tetap bertahan buka. Selebihnya memilih menutup sementara karena sepi,” imbuhnya.
Padahal, menurut Fatimah, harga batik yang ditawarkan masih tergolong terjangkau. Kain batik premium bisa didapatkan mulai dari Rp30 ribu hingga Rp150 ribu, tergantung kualitas dan motif.
Namun harga yang bersahabat tersebut belum mampu mendongkrak minat pengunjung. “Kami berharap ada perhatian serius dari pengelola dan pemerintah daerah untuk menggeliatkan kembali pusat ekonomi lokal ini, yang pernah menjadi ikon batik Cirebon,” tandasnya.
BACA JUGA:Reklame Makan Trotoar di Kuningan Dibongkar Paksa Oleh Bappenda
Di sisi lain, Fibrina, seorang pengunjung asal Bandung, mengaku terkejut melihat kondisi pasar yang sepi. “Saya baru pertama kali ke sini. Ternyata tidak seramai yang saya bayangkan. Sayang sekali, padahal lokasinya strategis,” ungkapnya.
Ia menilai, pengelola perlu melakukan langkah-langkah kreatif untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut.
Menurutnya, keberadaan kuliner khas seperti Empal Gentong H Apud bisa menjadi daya tarik tambahan jika dikombinasikan dengan sentra oleh-oleh atau event tematik.
“Kalau bisa ditambah tempat kuliner khas lain, atau sering-sering ada acara seni, pasti orang lebih tertarik mampir. Apalagi tempat ini punya area parkir luas dan dekat jalan raya,” pungkasnya. (sam)
BACA JUGA:Tugas dari DPW PKB Jabar, Siti Farida Akan Bangun Puskesmas Tipe A dan Koperasi di Kota Cirebon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: