Pengusaha Batu Alam Mulai Bangun IPAL
DUKUPUNTANG - Gencarnya sosialisasi yang dilakukan Kecamatan Dukupuntang kepada para pengusaha batu alam, tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan membuahkan hasil. Pasalnya para pengusaha batu alam satu persatu mulai membangun instalasi pembuangan air limbah (IPAL) baik itu peroarangan maupun komunal. “Alhamdullilah, sekarang pengusaha mulai tumbuh kesadarannya dengan membuat IPAL di lokasi pabriknya masing-masing,” kata Camat Dukupuntang Suhartono kepada Radar, belum lama ini. Menurutnya, pihaknya bersama BLHD tak henti-hentinya memberikan pemahaman dan pembinaan terhadap para pengusaha batu alam yang ada di Desa Balad, Cangkoak, Cikalahang, Bobos dan Kecamatan Girinata untuk segera membangun IPAL, sebelum ada sanksi tegas dari Pemerintah Kabupaten Cirebon. Apalagi dampak dari limbah yang dihasilkan pabrik batu alam, kata Suhartono, sangat merugikan sektor pertanian, perikanan dan ekositem yang ada di sungai. ”Ini kan jelas merugikan umat, tapi kalau IPAL-nya ada kan semua bisa berjalan berdampingan satu dengan yang lainnya,” terangnya. Suhartono berkeyakinan, lambat laun para pengusaha akan sadar dan membangun IPAL. Sehingga ke depannya sungai yang ada di daerah Dukupuntang akan sedikit jernih. Maman (45) pengusaha batu alam yang berada di Desa Bobos yang saat ini telah membangun delapan kolam IPAL dengan panjang 24 meter dengan kedalaman 5 meter dan lebar 3 meter tersebut mengaku sangat lega, setelah memiliki IPAL tersebut. Hanya saja, setelah dibangun IPAL dirinya menemui kendala baru yakni limbah padat yang dihasilkan harus dibuang ke mana dan untuk apa. ”Dalam satu bulan kolam IPAL dikuras dan limbahnya akan saya buang kemana ini juga harus dipikirkan bersama,” kata Maman. Senada, pengusaha batu alam lainya Muslim (34) warga Desa Cikalahang mengatakan dari awal pabriknya berdiri sudah memabung IPAL hanya saja kapasitasnya masih kecil. Setelah usahanya cukup berkembang dan limbah yang dihasilkan makin tinggi kini membangun 3 IPAL dengan lebar 15 meter persegi. “Dalam satu bulan pasti penuh karena 10 pabrik di buang ke sini semua, setelah dikuras limbahnya saya taruh di pinggir namun makin hari makin banyak,” kata Muslim. Ia berharap, pemkab bisa memberikan solusi untuk mengolah limbah padat tersebut. Sehingga para pengusaha tidak kebingunan untuk membuang limbah tersebut. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: