Kuningan Kelebihan 2.700 Guru
**Disdikpora Gelar Sosialisasi Penataan dan Pemerataan KUNINGAN – Disdikpora Kuningan menggelar sosialisasi program penataan dan pemeratan guru (PPG) di salah satu hotel di Cilimus, Kamis (12/6) lalu. Sosialisasi itu dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara merata di pelosok Kuningan. Kadisdikpora Drs A Taufik Rahman MSi MPd menyebutkan, secara kuantitas Kuningan mengalami kelebihan guru sekitar 2.700 orang. Tapi secara kualitas, Kuningan masih kekurangan guru. Untuk itu, Kuningan membutuhkan program PPG. Pria yang dipanggil Opik ini berpesan agar guru yang kelak terdampak PPG kiranya dapat mengerti dan memaklumi. Karena program PPG pada akhirnya demi kebaikan dan kemaslahatan guru itu sendiri. Terkait program PPG, pihaknya akan mengacu pesan bupati, yakni harus mempertimbangkan domisili, kualifikasi, dan berorientasi pada peningkatan mutu. “Soal kualitas itu sebenarnya nomor dua, yang penting kecukupan dan kemerataan dulu,” ucap mantan kadispenda itu pada kesempatan sosialisasi. Dikatakannya, segenap stakeholder pendidikan yang meliputi disdikpora, kemenag, DPRD, bappeda, PGRI, Dewan Pendidikan, dan BKD, hendaknya berkerja sama menyukseskan PPG. Kemudian, perlu segera dibentuk tim teknis PPG Kuningan. PPG sendiri merupakan salah satu mata kegiatan program USAID PRIORITAS (prioritizing reform, innovation, and opportunities for reaching Indonesia’s teachers, administrators, and students). Program ini diluncurkan hasil kerja sama Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan lembaga bantuan pembangunan Amerika Serikat (USAID) untuk peningkatan kualitas guru dan siswa di tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat Erna Irnawati menjelaskan, sebagai salah satu mata kegiatan USAID PRIORITAS, PPG merupakan bagian terpadu dari upaya meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. “Pemerintah daerah Kuningan perlu melakukan upaya penelaahan data, penelaahan kebijakan, penetapan kebijakan, dan penerapan kebijakan itu agar fungsi guru lebih efektif mendukung mutu pendidikan secara efisien,” papar Erna. Rudi Ependi, spesialis tatakelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS menjelaskan, PPG dapat diwujudkan dalam beragam bentuk program, meliputi pengajaran kelas-rangkap (multi-grade teaching), merger sekolah/madrasah kecil, alih-jenis mata pelajaran, dan lain-lain. Sehingga, penataan dan pemerataan guru itu tidak mesti dalam bentuk mutasi guru. Dr Muhammad Sulhan Dosen UIN Bandung menyampaikan, mencermati data guru di Kuningan PPG merupakan solusi masalah pendidikan yang mendesak dilaksanakan. PPG hendaknya dilakukan atas dasar masalah yang dihadapi, sehingga dapat menghasilkan pemerataan mutu pendidikan. Ia juga menggarisbawahi pernyataan Erna Irnawati bahwa PPG hendaknya diawali dengan telaah data guna mendapatkan data yang akurat. Karena akurasi data menentukan tingkat keberhasilan PPG. Pengurus PGRI Kuningan Muhail SPd MSi menyatakan, bahwa para guru akan menjadi contoh pegawai yang taat hukum. SKB lima menteri itu harus dilaksanakan dan PGRI mendukung PPG. Ketua Dewan Pendidikan Halil Arisbaya mengusulkan, program PPG USAID PRIORITAS harus diintegrasikan dengan program pendidikan Kuningan. Menurutnya, PPG juga seharusnya dilakukan secara bertahap dan dalam tempo yang panjang, sehingga tidak serampangan. Sementara Kepala BKD Drs Uca Somantri MSi mengimbau para pemangku kepentingan hendaknya solid melaksanakan PPG agar tidak ada efek samping kekecewaan di pihak yang terdampak PPG. Ia juga mengatakan, daerah pedesaan yang terpencil perlu menjadi perhatian bersama agar tidak mengalami kekurangan guru. “USAID diharapkan membantu pelaksanaan PPG secara rapi dan tidak berefek samping, sehingga sebaran guru merata hingga ke daerah terpencil,” kata Uca. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: