Ahlusunah Waljama’ah Ruh Indonesia Modern

Ahlusunah Waljama’ah Ruh Indonesia Modern

KUNINGAN - Pemenang Konvensi Partai Demokrat, Dahlan Iskan, menargetkan 10 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara terbesar keenam di dunia. Sehingga, mimpi Indonesia modern terwujud. “Indonesia kalau tenang, gak bisa dibendung untuk menjadi negara hebat. Saya sudah canangkan dalam 5 tahun, Indonesia jadi negara terbesar ke-9 di dunia. Bahkan dalam 10 tahun, Indonesia bisa menjadi negara terbesar ke-6 di dunia,” tegas mantan CEO Jawa Pos Group, di sela buka puasa bersama dengan ratusan kiai, alim ulama, dan ustadz di Pontren Nurul Huda, Kelurahan Windusengkahan, Kabupaten Kuningan, Minggu (6/7). Hanya, dia masih meraba apa ruh untuk menjadikan Indonesia modern. Ia mengambil contoh Amerika, ruhnya sudah jelas kapitalis, Tiongkok ruhnya komunisme. Sedangkan Indonesia hingga kini belum memikirkan ruh. Padahal Indonesia adalah negara demokrasi berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. Yang mewakili ruh Islam itu, biasanya adalah negara-negara Timur Tengah. Tapi kerap dicitrakan kekerasan, ekstrem. Indonesia sendiri, menurut Dahlan, sebenarnya memiliki kesamaan dengan Turki dan Maroko. Selain berada jauh dari pusat lahirnya Islam, penduduk ketiga negara tersebut memiliki beragam agama. Tapi mereka hidup rukun tenang. “Dari gambaran itulah, saya berpikir Ahlussunnah Waljamaah bisa menjadi ruh Indonesia modern,” sebut Dahlan. Tapi bagaimana ruh tersebut tidak mengecil? Sebaliknya justru berkembang. Atau mungkin ada ruh lain di luar Ahlusunah Waljamaah yang bisa ditawarkan. Yang jelas, 15 tahun ke depan Indonesia modern betul-betul terwujud. Selanjutnya, pria sederhana yang juga menjabat Menteri BUMN itu, mengingatkan Pilpres 9 Juli 2014 yang hanya diikuti dua pasangan calon. Sebenarnya, dua pasangan lebih baik juga buat efisiensi. Tidak terjadi dua putaran. Yang dikhawatirkan Dahlan, jika jarak perolehan suaranya dengan yang kalah tidak jauh. “Seandainya selisih suaranya tidak banyak tolong ingat saya. Jangan ribut, harus diterima. Itulah demokrasi,” tandasnya. Dahlan mencontohkan hasil Pemilihan Gubernur Jawa Timur, dimana selisih suaranya tidak sampai setengah persen. Begitu di Pilbup Palembang, selisih suaranya bahkan hanya 8 suara. Tetapi kondisi tetap terjaga aman. “Tapi saya baru tahu kalau Bupati Kuningan perempuan. Kalau ditangani perempuan, biasanya lebih tenang. Gak ada ribut,” ujar Dahlan, disambut tepuk tangan hadirin. Jika Pilpres 2014 berlangsung tenang, maka Indonesia semakin tak terbendung untuk menjadi negara demokrasi yang modern 10 sampai 15 tahun ke depan. Negara terbesar keenam di dunia. Sementara, pimpinan Ponpes Nurul Huda Kuningan, KH Abdul Aziz, menilai Dahlan Iskan merupakan sosok tokoh nasional yang orisinil. Gerakan blusukannya bukan hanya terjadi saat musim kampanye, tetapi sudah dilakukan sejak dulu. Namanya semakin dikenal saat mengurai kemacetan lewat aksi membuka paksa plang pintu tol. “Kita sebenarnya ingin pak Dahlan menjadi presiden. Ulama se-Jabar juga kan pernah deklarasi pak Dahlan untuk presiden,” aku KH Azis. Selain para ulama dan kiai pimpinan pondok pesantren, hadir pula dalam acara buka bersama tersebut, Bupati Kuningan Hj Utje Ch Suganda, Ketua DPC PKB H Ujang Kosasih, Ketua PC NU KH Mahmud Silahudin, dan Pimpinan Pontren Manun Jaya Tasikmalaya. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: