Strategi Tingkatkan Bisnis Hotel
Pemerintah Harus Giat Gelar Event Seni Budaya CIREBON - Melihat perkembangan bisnis hotel saat ini berbeda sebelum diberlakukannya kebijakan pelarangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menggelar acara di hotel. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon Imam Reza Hakiki mengungkapkan, awal tahun ini sepertinya bisnis hotel masih lesu, ditambah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan kebutuhan lain yang maish tinggi meski BBM turun. “Saya bukan pesimis, hanya saja belum bisa prediksi pasti. Mungkin salah satu strategi kami setelah kebijakan PNS ini lebih mengandalkan kegiatan dari bisnis korporate swasta atau perorangan,” ungkapnya di hadapan wartawan, kemarin. Kedatangan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Crishnandi beberapa waktu lalu jadi media dialog singkat PHRI Cirebon membahas soal kebijakan ini. Apa hasil dialog itu? Kiki -sapaan akrabnya- mengatakan, bahwa pemerintah konsisten untuk memberlakukan kebijakan ini di tahun 2015. Namun menteri kelahiran Bandung tersebut mengimbau pemerintah se-Ciayumajakuning untuk lebih giat membuat event seni budaya yang besar. “Maksudnya untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Sejauh ini yang ke Cirebon datang pagi pakai kereta lalu keliling dan sore pulang lagi. Upaya kami adalah bagaimana membuat wisatawan tinggal dan menginap lebih lama di Cirebon,” katanya. Dijelaskan Kiki, jika melihat Cirebon walau punya potensi wisata besar, namun di mata wisatawan masih belum memiliki daya tarik seperti Yogyakarta. PHRI bisa bergerak namun tetap butuh pemerintah sebagai pemilik kebijakan. “Pada intinya setiap event yang dapat memunculkan budaya khas Cirebon PHRI pasti mendukung sesuai porsinya. Pembangunan jalan tol yang selama ini dianggap angin segar justru harus diwaspadai jika kesiapan Cirebon belum maksimal untuk menjamu pendatang,” jelasnya. Kiki menambahkan, berbicara perkembangan bisnis hotel sebenarnya bukan hanya soal kebijakan ini. Cirebon bukan satu-satunya kota yang merasakan dampaknya, namun secara nasional. “Ya saat akhir pekan okupansi Cirebon memang naik dibanding hari biasa, tapi tidak signifikan. Pada hari biasa okupansi hotel bisa diangka 50 persen dan 90 persen di akhir pekan. Salah satu yang dikhawatirkan adalah permainan harga rate hotel. Pemikiran daripada kamar nggak keisi lebih baik banting-bantingan harga sangat berbahaya bagi bisnis hotel. Hal ini perlu komitmen kuat dari setiap hotel untuk konsisten memberi rate agar persaingan lebih sehat,” imbuhnya. (tta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: