Azis Rombak Pengurus Lama MUI

Azis Rombak Pengurus Lama MUI

KUNINGAN – Dalam mengemban amanahnya sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kuningan periode 2015-2019, KH Abdul Aziz AN bersama tim formatur menyusun struktur kepengurusan. Berdasarkan hasil kesepakatan, ditetapkan sejumlah pengurus yang hendak melanjutkan estafet kepengurusan sebelumnya. Namun, perombakan kelihatannya 90 persen merupakan wajah baru. “Sebelumnya, kami dari tim formatur telah melakukan koordinasi di internal. Hal itu dilakukan untuk pengukuhan anggota yang akan di posisikan dalam struktural pengurus,” kata Aziz di sela rapat di Sekretariat MUI Kuningan, Kompleks Taman Kota akhir pekan kemarin. Kiyai yang menjabat ketua FKPP (Forum Komunikasi Pondok Pesantren) Kuningan itu mengakui adanya perubahan 90 persen nama struktur kepengurusan yang hendak dipimpinnya. “Kalau diprosentasekan sih, 90 persen pengurus baru, dan 10 persen pengurus lama. Mengenai arah dan tujuan dalam pengabdian MUI di masyarakat, itu hampir sama, yakni Amar Ma’ruf Nahi Munkar,” sebutnya. Tidak akan lama, pengurus baru akan melaksanakan penge­nalan atau ta’aruf kepa­da lingkungan masyarakat. Tin­dakan itu dilakukan salah satu sebagai motivasi untuk pe­ngurus baru. Terutama dalam meng­hibahkan hidupnya, demi kemaslahatan masyarakat Kuningan lebih madani. “Insya Allah sebelum dilakukan pelantikan nanti, kami telah mengagendakan jadwal ta’ruf pengurus MUI di internal dan kepada masyarakat luas. Dalam ta’aruf nanti akan dilaunchingkan visi–misi MUI melalui bentuk syiar Islam,” terang Azis. Tampak mengikuti rapat, HR Machmud Silahudin (ketua PC NU Kuningan). Di MUI, dirinya masuk tim formatur dan menjadi dewan penasehat MUI. Kepada wartawan, dia mengatakan, istiqomah MUI tentunya menjadi landasan amal terhadap masing–masing pengurus. Apalagi melihat komposisi MUI saat ini, ada beberapa hal yang lebih menonjol. “Seperti pengurusnya itu, ada yang berbasis dari Pondok Pesantren dan Aka­demisi. Me­lihat dari kom­po­sisinya jelas tidak menge­depankan ego sek­toral yang mengatasnamakan dari kepe­ngurusan atau komu­nitas tertentu,” ujarnya. Machmud mencontohkan, komposisi pengurus MUI itu dari kalangan akademisi yakni H A Fenny Rahman yang juga keturunan tokoh PUI (Persatuan Umat Islam) yang berhasil mengembangkan potensi pendidikan di Kuningan lebih maju. Kemudian, mengenai sosok H Arif sekaligus  tokoh Muhammadiyah yang memiliki potensi pengembangan pendidikan. “Namun, kesemuanya itu jelas melakukan tanggungjawab dalam mencegah ketika ada perbuatan tidak baik terjadi di lingkungan masyarakat. Terutama terhadap mereka yang mengembangkan ali­ran–aliran yang tidak jelas, seper­ti ISIS misalnya,” ungkap Machmud. Dalam masa khidmat ke depan, tambahnya, MUI akan mensinergikan pengamalan di lingkungan masyarakat dengan pemerintah daerah. Terlebih dalam menafsirkan visi–misi Kuningan sebagai daerah Mandiri, Agamis dan Sejahtera (MAS). “MUI ke depan harus mampu menggerakkan hal substansial keagamaan. Membangun siner­gintas dengan stake holder. Kemudian, MUI bertekad ber­gerak paralel dalam men­sinergikan visi misi Kuni­ngan MAS,” tukasnya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: