Pemberontak Myanmar Tewaskan 47 Tentara

Pemberontak Myanmar Tewaskan 47 Tentara

Miliki Senjata Canggih, Berebut Kota Laukai YANGON - Aksi sektarian kembali pecah di Myanmar. Kemarin (13/2) sedikitnya 47 nyawa melayang dalam bentrokan antara pasukan Myanmar dan pemberontak etnis Kokang di dekat perbatasan Tiongkok. Selama beberapa hari terakhir, tidak kurang dari 13 bentrokan pecah antara dua kubu di kawasan tersebut. Global New Light of Myanmar melaporkan bahwa, seluruh korban tewas yang dilaporkan media itu berasal dari militer. Selain menewaskan 47 serdadu, konflik tersebut mengakibatkan sedikitnya 73 personel militer terluka. Sejauh ini, belum ada informasi tentang jumlah korban dari kubu pemberontak yang bersarang di Zona Pemerintahan Mandiri Kokang, Negara Bagian Shan, tersebut. Media Myanmar menyatakan bahwa bentrokan di perbatasan Tiongkok itu berlangsung sejak 9 Februari. Pemerintah sudah melancarkan sedikitnya lima serangan udara untuk memukul mundur pemberontak Kokang. Tapi, aksi udara tersebut justru memantik bentrokan yang lebih sengit. Pemberontak yang memiliki berbagai senjata canggih terus melawan. Hingga kemarin, konflik dua kubu masih berlangsung. \"Menderita kerugian (material dan immaterial, red) yang signifikan seperti ini, komandan-komandan militer lokal pasti tidak akan mau menyerah begitu saja kepada pemberontak,\" ungkap Richard Horsey, pengamat politik independen Myanmar. Dia yakin, bentrokan militer dan pemberontak akan berlanjut sampai batas waktu yang tidak pasti. Tak kunjung redanya konflik di perbatasan dengan Tiongkok membuat pemerintahan Presiden Thein Sein memperingatkan Beijing. Apalagi, sejumlah besar warga Kokang sudah mulai melarikan diri ke Tiongkok untuk menyelamatkan diri. Kemarin Myanmar menginformasikan kepada Tiongkok mengenai detail konflik di perbatasan tersebut, termasuk mengenai arus pengungsi. \"Tiongkok telah memberikan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan para pengungsi. Segera setelah situasi keamanan kembali normal, mereka pasti akan kembali ke Myanmar,\" papar Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying dalam siaran pers mingguan di ibu kota. Namun, dia mengaku belum memiliki data lengkap mengenai jumlah para pengungsi. Konflik di Kokang bermula dari serangan pemberontak ke beberapa pos militer wilayah perbatasan tersebut. Phone Kya Shin, pemimpin serangan yang juga mantan pejabat Kokang, bertekad menguasai Kota Laukai yang merupakan ibu kota Kokang. Namun, militer tidak mau menyerah begitu saja. Pasukan pemerintah pun melawan pemberontak dan berusaha menghentikan aksi mereka. Sejak Thein Sein duduk di kursi presiden, pemerintah Myanmar sudah melakukan banyak manuver untuk meredam gejolak sektarian di dalam negeri. Selama sekitar enam tahun terakhir, pemerintah menggelar banyak perundingan dengan kelompok pemberontak demi mewujudkan perdamaian. Tapi, para pemberontak atau sebagian anggota kelompok tidak selalu menyambut baik ajakan damai pemerintah. (AP/AFP/BBC/hep/c10/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: