8 Siswa Kesurupan saat Istighotsah
SMPN 1 Palasah Kembali Alami Kejadian Heboh MAJALENGKA – SMPN 1 Palasah Kabupaten Majalengka terus dilanda musibah. Setelah siswi kelas VII, Lintang meninggal dunia Kamis (5/2), sepuluh hari kemudian Bagus Tubastian, siswa kelas VIII juga meninggal ketika tengah menerima bimbingan dari pihak kepolisian bersama ratusan siswa lain di aula. Untuk menghindari musibah tersebut kembali terulang, sekolah tersebut menggelar istighotsah di halaman sekolah. Sebab selang satu hari setelah tewasnya Bagus, seorang siswi pingsan karena kesurupan. Kejadian itu kembali terulang ketika ratusan siswa tengah mengikuti doa bersama, Jumat (20/2). Sebanyak delapan orang siswa mendadak kesurupan ketika mengikuti istighotsah tersebut. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.15 saat sedang berlangsung istighotsah di lapangan basket. Saat istighotsah yang dipimpin ulama setempat berjalan, tiba-tiba Nina Sania siswi kelas VIII menjerit dan histeris bicara tidak jelas. Belum sampai siswi itu dilarikan ke Puskesmas Waringin Palasah, sejumlah siswa yang lain ikut kesurupan. Bahkan salah seorang siswa, Ahmad Hendransyah mengalami kesurupan saat berupaya menolong rekannya yang kesurupan. Kesurupan masal menimpa delapan peserta didik, dan dua diantaranya pingsan. Mamat Surachmat SPd MM, guru Bahasa Inggris SMPN 1 Palasah menyebutkan, siswa yang kesurupan diantaranya Putri Livia, Nuraedi Oktavianti, Euis Dewi, Eva Oktaviana, Ahmad Henransyah, dan Nina. Saat kejadian, istighotsah baru berlangsung sekitar satu jam. Melihat kondisi tersebut, istighotsah dihentikan dan dibubarkan. “Sedikitnya ada delapan orang kami larikan ke Puskesmas terdekat untuk mengantisipasi kejadian sebelumnya terulang. Alhamdulillah kejadian ini bisa ditangani sejumlah pihak,” kata Mamat. Menurutnya, istighotsah bertujuan memulihkan psikologis siswa yang belakangan terganggu terkait musibah yang beruntun menimpa SMPN 1 Palasah. Sudah dua orang siswa meninggal di sekolah ketika sedang belajar, dan satu orang siswa tiga hari yang lalu jatuh pingsan. Sehingga sejumlah siswa mengalami tekanan yang luar biasa. Kapolsek Palasah, AKP Umbara menyarankan kepada pihak sekolah agar secara kontinyu menggelar doa bersama. Umbara menyarankan jadwal dilaksanakan di luar jam sekolah agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) serta mental psikologis siswa. Sebab banyak siswa yang ketakutan dengan kasus yang menimpa sekolah mereka. Pihaknya juga menyarankan agar mempersilakan ulama atau ahli spiritual untuk membantu demi kelancaran KBM, dan memperbaiki kondisi psikologis siswa. “Ini baru pertama kali terjadi di lingkungan pendidikan khususnya di wilayah hukum Palasah. Saya juga sempat bingung menghadapi masalah yang sedang terjadi ini. Bagi saudara yang kenal dengan para ulama disarankan dapat memberikan bantuan minimalnya mampu menenangkan mental para siswa,” imbuhnya. Cara tersebut dinilai penting, jika melihat sejumlah kejadian di SMPN 1 Palasah. Terkait dua korban tewas serta siswa yang kesurupan, hal ini harus disikapi dengan bijaksana. Jangan sampai menjadi isu yang dapat menjadi fitnah, meyakini, dan mendeskripsikan seseorang. “Sambil berjalan dengan berbagai upaya, disarankan siswa agar kembali diajarkan biasa berdoa dan berwudu saat akan masuk sekolah maupun sedang berada di sekolah. Motivasi para pelajar diantaranya motivasi kebersihan lahir batin harus ditingkatkan. Kalau ada keluhan soal fisik, siswa diimbau jangan menunda harus bisa menyampaikan penyakitnya,” pesannya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: