Pipa Air Belum Disambung

Pipa Air Belum Disambung

CIREBON – Dua hari setelah meledaknya pipa PDAM di Jalan Raya Plangon Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, perbaikan baru sampai tahap penggergajian pipa besar yang meledak. Pipa yang bolong akibat ledakan dengan panjang sekitar 2 meter terlihat sudah diangkat ke jalan. Sedangkan pipa sambungan yang baru, kemarin (3/8) belum terpasang dan tergeletak di atas jalan. Direktur Tehnik Teknik PDAM Kota Cirebon, Ir Sri Supanti mengakui, sambungan pipa belum bisa terpasang karena menunggu asesoris pipa pada saat disambung. Karena asesoris yang ada tidak sesuai ukuran pipa yang akan disambung. \"Inginnya langsung dipasang, tetapi karena masih mencari asesoris pipa, hingga sekarang belum bisa terpasang,\" ungkapnya. Supanti menambahkan, untuk mendapatkan asesoris tersebut tidaklah mudah. Bahkan dia sudah meminta anak buahnya mencari asesoris yang sesuai ukuran pipa ke sejumlah PDAM di seluruh Indonesia. \"Kita sudah mengontak PDAM seluruh Indonesia dan sudah menyebar karyawan untuk mencari, mudah-mudahan dapat,\" katanya. Saat mendampingi kunjungan Komisi B DPRD Kota Cirebon ke lokas ledakan, Supanti memberikan penjelasan. Menurutnya, ledakan pipa PDAM tidak sepenuhnya membuat aliran air mati. Karena ada  pipa PDAM  yang masih bisa mengalir. Pipa yang meledak ukurannya besar, sedangkan pipa kecil di atasnya masih bisa dan selama ini mengaliri Majasem dan perumahan GSP. Namun selama ini kedua lokasi tersebut juga dibantu  dari pipa besar yang meledak. Untuk itu, meski tetap mengalir, volume airnya sangat sedikit. \"Majasem dan GSP sebenarnya bisa mengalir, tetapi debitnya sangat sedikit. Karena selama ini  terbantu dari pipa besar yang meledak,\" katanya. Ketua Komisi B, Hendi Nurhudaya  mendesak PDAM segera menyelesaikan pergantian pipa yang meledak, kalau perlu diselesaikan tidak hanya 24 jam, tetapi 28 jam. Ketua Dewan Pengawas, Darumakka SIP menambahkan, PDAM sudah bekerja keras menyelesaikan persoalan ini. Bahkan selama 24 jam tenaga kerja dikerahkan untuk menggali pipa yang meledak secara bergantian \"Tenaga kita dikerahkan selama 24 jam. Tidak hanya siang hari, tadi malam (kemarin, red) kita juga tetap bekerja,\" kata mantan ketua KPU Kota Cirebon. Direktur Utama Wiem Wilantara saat ditanya kemungkinan PDAM membantu warga mengerahkan mobil tangki, mengiyakan. Menurutnya, mengerahkan mobil tangki ke seluruh pelosok kota bisa saja dilakukan, tetapi pihaknya mengaku memiliki keterbatasan armada. PDAM hanya memiliki 3 unit mobil tangki dan tidak mungkin menjangkau seluruh wilayah kota Cirebon.  \"Pemberian air bersih melalui mobil tangki mungkin saja, tetapi mobil tangkinya snagat terbatas untuk menjangkau seluruh kota,\" pungkasnya. TERUS BUKA KRAN Sejumlah pelanggan PDAM terlihat mengikuti imbauan PDAM membuka kran untuk mengeluarkan tekanan angin. ”Pokoknya mau ngomong apa kami ikuti lah. Mau minta kran dibuka ya dibuka. Yang penting airnya cepet ngalir,” kata Wahyu, warga Bumi Kalijaga Permai. Warga lainnya yang tinggal di kawasan Kesambi, Samsudin Haris mengaku dua hari saja air PDAM mati, sudah sangat menyiksa aktivitas sehari-hari. Mestinya disamping perbaikan teknis, penanganan darurat terhadap pelanggan juga harus dipikirkan. Jangan sampai dibiarkan menderita. “Soal kran ia kami buka. Tapi air kan tetap tidak ada. Solusi daruratnya bagaimana? Wong kalau kami tidak bayar air saja tidak ada ampun, ini air mati total ya ga ada pengganti atau apa,” paparnya. ANTRE SAMPE MALAM Berbagai cara dilakukan untuk bisa mendapatkan air bersih, termasuk dengan membeli di depo-depo penyedia air bersih. Tetapi ada juga warga yang berbaik hati dengan memberikan air bersih kepada warga lainnya secara cuma-cuma. Seperti yang terjadi di Rt 5/Rw 10 Sidamulya Utara Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi. Bahkan untuk mendapatkan air bersih secara gratis tersebut, warga rela antre hingga pukul 21.30. Warga memanfaatkana berbagai jenis alat penampung mulai dari dirigen, ember, hingga tempat masak yang dianggap bisa untuk menampung air. Salah seorang warga yang mendapatkan air bersih Arnadi mengatakan, air bersih yang dibagikan kepada warga tersebut merupakan pemberian dari warga lainnya yakni Cecep AR. “Selama ini beliau memang terkenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Air yang dibagikan kepada warga tersebut sebelumnya digunakan untuk mengisi kebutuhan air di musala dan sisanya dibagikan kepada warga,” kata dia kepada Radar, Selasa (3/8). Dia menyatakan, sebelum mendapatkan bantuan air bersih dirinya dan keluarga terpaksa mengungsi ke saudara atau mandi di kantor. Meski memiliki sumur bor, namun air yang dihasilkan berasa asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan mencuci. “Air yang didapat tersebut paling hanya bisa digunakan untuk memasak  pagi saja,” ujar dia. Arnadi berharap Pemkot Cirebon dan PDAM Kota Cirebon bisa segera menanggulangi krisis air yang terjadi. Dirinya dan hampir seluruh warga yang ada disekitar Jalan Sutomo sangat tergantung dengan air bersih dari PDAM untuk kebutuhan sehari-hari. Hal senada disampaikan warga lainnya Sartim, yang mengaku mengalami kesulitan air bersih sejak beberapa hari lalu. Bahkan sebelum ada bantuan secara gratis, ia terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Sedangkan selama ini belum ada perhatian dan bantuan air bersih dari pemerintah maupun PDAM,” tandas dia. (abd/hen/mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: