Jangan Hanya Kain Batik yang Laku di Afrika

Jangan Hanya Kain Batik yang Laku di Afrika

PEMBOMAN gudang peluru yang berimbas rusaknya kompleks Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman kemarin tak menggangu agenda Konferensi Asia Afrika (KAA). Bahkan, hari ini beberapa agenda akan mencapai puncak dalam bentuk pengambilan keputusan bersama. Salah satu agenda penting itu adalah Asia Africa Business Forum (AABF) yang mengundang para kepala negara peserta KAA. Karena itulah, beberapa pimpinan negara dan utusan khusus mulai tiba di Indonesia hari ini. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulistyo mengatakan pengusaha punya harapan besar terhadap KAA. Kadin pun memprediksi neraca perdagangan Indonesia-Afrika tumbuh 80 persen dalam tiga tahun ke depan. Dari USD 10,7 miliar menjadi USD 20 miliar atau sekitar Rp260 triliun. “Konferensi Asia Afrika bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan ekspansi bisnis ke Afrika,” ujarnya kemarin (20/4). Menurut Suryo, beberapa pengusaha Indonesia sudah sejak lama menggali potensi pasar di kawasan Afrika seperti perusahaan minyak dan gas (migas), pertambangan hingga makanan dan minuman (mamin). Beberapa produk Indonesia juga sudah banyak yang diekspor ke Afrika seperti otomotif dan TPT (tekstil dan produk tekstil). “Contohnya batik Indonesia banyak di sana,” tambahnya. Namun, nilai perdagangan Indonesia dengan Afrika masih sangat kecil, jauh dibawah nilai perdagangan Afrika dengan Tiongkok dan India. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong perdagangan dengan negara-negara Afrika. “Perdagangan Indonesia-Afrika baru USD 10,7 miliar, sementara Tiongkok-Afrika sudah USD 200 miliar dan India-Afrika USD 20 miliar,” ungkapnya. Untuk itu akan diadakan pertemuan Asia-Africa Business Summit (AABS) yang akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo hari ini untuk menjembatani pengusaha Asia dan Afrika. Berdasar laporan panitia, minat delegasi asing untuk datang ke acara tersebut sangat besar.”Dari yang sudah confirm sekitar 600 orang, ada 400 yang berasal dari luar negeri,” lanjut Suryo. Diharapkan dari pertemuan tersebut, bisa di deklarasikan pembentukan Dewan Bisnis Asia-Afrika atau Asia-Africa Business Council. Fungsinya untuk memperlancar hubungan bisnis dan investasi antar dua kawasan. Pertemuan itu juga akan digunakan Indonesia untuk melakukan promosi investasi.”Ini forum langka bertemunya pengusaha dari Asia dan Afrika secara massal,” lanjutnya. Suryo berharap ada diskusi untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi dengan Afrika. Beberapa hal akan dibahas seperti sektor maritim, agribisnis, infarstruktur dan perdagangan.”Melalui KAA ini perdagangan Indonesia-Afrika diharapkan bisa meningkat 80 persen dalam tiga tahun ke depan, menjadi sekitar USD 20 miliar. Demikian juga ekspornya,” kata dia. Menurut pantauan Jawa Pos (Radar Cirebon Group), beberapa kepala negara dijadwalkan tiba Bandara Soekarno Hatta Indonesia pagi ini. Salah satunya, Ketua Presidium Majelis Parlemen Korea Utara Kim Yong Nam. Dia ditemani oleh rombongan delegasi berangkat dari Beijing dengan penerbangan Garuda 891 dan tiba di Terminal 2 Soetta pukul 12.50 WIB. Pengamanan untuk pria yang menangani diplomasi Korea Utara itu terbilang cukup ketat. Terlihat sekitar 12 pasukan khusus TNI berjaga dengan senapan serbu dan helm. Selain itu, masih banyak lagi personel keamanan baik dari kepolisian dan TNI. Kim Yong Nam pun dijadwalkan pulang 25 April pukul 22.35 WIB. Selain Korea Utara, juga bakal ada beberapa kepala negara yang tiba hari ini. Misalnya, Perdana Menteri (PM) Palestina Rami Hamdallah. Juga, Wakil Presiden Liberia Joseph N Boakai. Selain Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdanakusumah pun bakal menjadi landasan kepala negara terutama yang memakai pesawat khusus. Misalnya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang tiba di Halim dengan penerbangan khusus. Begitu juga dengan kedatangan MenteriLuar Negeri Arab Saudi Saud Saud Al-Faisal bin Abdul Azis Al Saud. Kedatangan kepala negara yang dijadwalkan di Bandara Soetta hanya delapan saja. Sisanya diarahkan ke Bandara Soekarno Hatta. Sementara itu, kemarin (20/4), KAA memasuki pembahasan tingkat menteri terkait tiga dokumen yang akan menjadi output. Tiga dokumen yang sehari sebelumnya telah dibahas di tingkat senior official meeting (SOM) tersebut meliputi Bandung Message, The New Strategic Partnership, dan Declaration of Palestine. Menyangkut Bandung Message, Menlu Retno Marsudi yang sekaligus bertindak sebagai chair ministerial meeting menyatakan, kalau dokumen itu akan menekankan tentang pentingnya implementasi demokrasi dan kesejahteraan bagi negara-negara Asia-Afrika. (wir/bil/dyn/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: