Tertangkapnya WNI di Turki Salah Paham

Tertangkapnya WNI di Turki Salah Paham

JAKARTA-Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan penangkapan 10 warga Indonesia (WNI) di Turki hanyalah salah paham. Seperti diketahui, mereka ditangkap karena diduga ingin bergabung dengan gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir menuturkan, dari keterangan yang diperoleh, 10 WNI itu bermaksud mengunjungi Turki pada 29 Mei-3 Juni 2015 dalam rangka pertemuan dengan organisasi NGO di Turki, IHH (Humanitarian Relief Foundation). \"Mereka juga akan menghadiri peringatan Mavi Marmara (peristiwa ditembaknya kapal Mavi Marmara milik Turki oleh tentara Israel, Red) di Istanbul serta penyaluran bantuan kemanusiaan secara langsung kepada para pengungsi Suriah di Kota Hatay,\" ujar Tata, sapaannya saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Rabu (3/6). Saat ini, dua WNI sudah dipulangkan, sedangkan delapan orang lagi akan kembali pada hari ini. Tata juga menjelaskan, kronologi 10 WNI yang dituduh terlibat ISIS itu awalnya pada Senin (1/6) sekitar 17.00 waktu setempat, Konsulat Jenderal RI (KJRI) Istanbul menerima laporan dari Kepala Polisi Istanbul Unit Anti Terorisme menginformasikan bahwa ada 10 orang WNI yang tergabung dalam Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS). Mereka bersama dengan dua orang WN Suriah juga ditahan di Bandara Ataturk Istanbul. Para WNI itu ditahan dalam perjalanan menuju Hatay, salah satu kota di Turki yang berbatasan langsung dengan negara Suriah. Dari keterangan kepolisian, saat ke-10 orang tersebut berada di pesawat dan siap lepas landas. Salah seorang penumpang pesawat mendengar percakapan beberapa anggota FIPS dalam bahasa Arab dan menangkap beberapa kalimat yang membicarakan mengenai jihad dan ISIS. Karena kecurigaan tersebut, penumpang dimaksud kemudian melapor ke kru pesawat yang kemudian menghubungi kepolisian bandara. Ke-10 orang tersebut beserta dua WN Suriah kemudian dibawa ke kantor kepolisian bandara. Tata menjelaskan, kebersamaan Tim FIPS dalam perjalanan ke Hatay dengan dua orang WN Suriah terkait dengan pemberian sumbangan kepada WN Syria yang memiliki pondok pesantren di Kota Idlib, Suriah. Tim FIPS menyampaikan bahwa ketibaan mereka di Hatay akan dibantu oleh WN Suriah, yang merupakan salah seorang relawan yang tergabung dalam ikatan dokter Suriah di Hatay dan sering bekerja sama dengan IHH untuk membantu menyalurkan bantuan yang mereka bawa. (adn)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: