Suara Warga di Musim Penghujan
Cemas Banjir Datang Hujan deras yang akhir-akhir ini sering mengguyur kota Cirebon ternyata berpengaruh pada aktivitas masyarakat Cirebon. Untuk keluar rumah saat hujan, masyarakat harus berpikir ulang agar tidak kehujanan. MENDUNG di Kota Cirebon mengurungkan niat Fauziah Rachmawati (19) untuk keluar rumah. Meski di satu sisi dia senang karena udara Kota Cirebon menjadi sejuk dan dingin, tapi hujan juga cukup mengganggu saat dia sedang bepergian ke luar rumah. ”Kalau hujan itu takutnya banjir. Soalnya kan beberapa titik di Cirebon itu banyak yang rawan banjir. Kalau sudah banjir, nantinya di jalan jadi macet. Kan repot juga,” ujar warga Perumnas ini, Selasa (20/19). Seharusnya, kata dia, masyarakat dan pemerintah sadar akan banjir yang kapan saja bisa datang. Mulai dari sisi kebersihan, dan perbaikan gorong-gorong harus diperbaiki. “Siapa ya yang mau ada musibah, maka dari itu, karena sekarang curah hujan lagi tinggi. Seharusnya masyarakat itu lebih waspada ke banjir. Karena nggak menutup kemungkinan banjir bakal datang,” jelasnya lagi. Hujan yang cukup deras juga membuat dirinya kadang membatalkan pertemuan dengan rekan-rekannya. “Tapi sebenarnya itu kalau hujan, adem. Sejuk udaranya. Ya sayangnya kalau sudah deras terus lama, kadang jadi susah mau ke mana-mana,” sambungnya. Senada, Erlin S juga terkadang batal bertemu dengan rekan dan relasinya saat hujan mendadak turun. Pemilik industri rumahan ini mengaku terkadang pertemuan dengan relasinya batal karena hujan. “Kalau seperti kerjaan sudah selesai dan sudah saatnya diambil, kadang tidak jadi atau diundur ke hari lain karena hujan. Padahal pekerjaan sudah dikebut,” ujar warga Perumnas Ketilang ini. Tidak hanya itu, hujan deras yang akhir-akhir ini turun juga membuat Erlin waspada akan bahaya banjir. Yang ditakutkan, kejadian banjir akan terulang. “Kadang suka deg-degan kalau hujannya sudah deras. Takutnya nanti banjir dan masuk ke rumah,” tuturnya. Sementara itu Mumu (16), pedagang siomay keliling, menuturkan curah hujan yang semakin meningkat belakangan ini sedikit banyak mempengaruhi penjualan. Produksi yang biasanya sekitar 6-7 kilo, selama musim hujan menurun hingga 3-4 kilo saja. “Sekarang saja baru berjualan, karena dari pagi hujan terus,” kata warga Kalikoa ini. Berbeda dengan Alfi Somantri (12). Ia mengaku hujan merupakan berkah untuk rejekinya. Alfi anak sekolah dasar kelas 5 ini, menjual jasa ojeg payungnya di parkiran Grage Mall. Payung yang sengaja di persiapkan, mendadak ramai penyewa ketika hari hujan. “Lumayan untuk uang bantu mamah, meskipun nggak banyak.” ungkapnya. Diakui alfi, jasa ojeg payungnya ditujukan kepada pengunjung Grage Mall yang kebetulan tidak membawa kendaraan sendiri. Sementara, Stasiun Meteorologi Kelas III Badan Mateorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Kabupaten Majalengka memprediksi, akhir tahun 2011 gelombang laut diprediksi tinggi seiring dengan meningkatnya kecepatan Angin Barat yang melintas. Berdasarkan data yang ada di BMKG, kecepatan angin di laut mencapai angka rata-rata 10-15 knot. Kecepatan angin tersebut dinilai dapat mengundang risiko bagi penduduk di dataran rendah. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Effendi ketika di konfirmasi mengatakan, tingginya curah hujan di beberapa wilayah akan meningkat sampai sekitar bulah Februari mendatang. Hal ini dikarenakan angin barat yang berhembus dari utara menuju selatan. Sehingga tekanan udara yang tinggi ada di selatan. Ia menambahkan, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, harap menjadi waspada bagi masyarakat, terutama nelayan. “Jenis awan yang terbentuk saat ini hingga bulan Februari disebut awan rendah, dan setelah bulan Ferbruari disebut awan menengah,” ungkapnya. Effendi menjelaskan, ketika kondisi awan rendah, maka gejala alam yang terjadi yakni awan gelap. Dengan petir dan hujan yang tidak merata di banyak tempat. Sementara jika sudah memasuki musim awan menengah, kondisi hujan akan merata dengan durasi hujan yang cukup lama. (ida ayu komang/atin udhiatin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: