Green School Tumbuhkan Peduli Lingkungan
CIREBON – Kantor LH Kota Cirebon menyosialisasikan Green School dan Green Province tingkat kota, di Hotel Zamrud, Selasa (20/12). Diberikan kepada perwakilan guru dari beberapa sekolah dan pegawai OPD. Untuk mewujudkan Jawa Barat hijau. Acara yang baru pertama kali dilakukan ini mendapat respons positif dan dukungan dari pemerintah Kota Cirebon. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekda Drs H Hasanudin Manap MM, mewakili pemkot. Serta Kadisdik Kota Cirebon, Drs Anwar Sanusi MSi dan Kepala DKP3 Kota Cirebon, Ir H Odi Suryadi sebagai pembicara. Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon, Ir Yati Rohayati mengatakan, sosilaisasi green school dan green province merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan, dan peranan dalam melestarikan lingkungan. “Diharapkan akan lahir generasi baru yang memiliki komitmen dan karakter peduli terhadap lingkungan dalam rangka mewujudkan Jawa Barat hijau berbasis sekolah,” jelasnya. Selain itu, kata Yati, sosialisasi itu juga dalam upaya mendukung, mensukseskan rehabilitas hutan lahan. “Kita tumbuhkembangkan minat dan rasa cinta anak-anak terhadap pohon dan lingkungan. Mulai dari pembibitan, penanaman, sampai dengan pemeliharaan pohon,” katanya. Karena menurut Yati, bumi harus diselamatkan dari ancaman pemanasan global. Sementara Kadisdik Drs Anwar Sanusi MSi mengatakan, green school merupakan program yang mendorong anak-anak untuk sadar terhadap lingkungan. Dinas pendidikan sendiri, sudah lama mencanangkan dalam bentuk wawasan wiayatamandala. “Green school mendukung sekolah adiwiyata. Sekolah yang berbudaya lingkungan. Kita mendidik anak untuk berbudaya bersih, memanfaatkan lahan kosong dan sebagainya. Sehingga program green school sangat sejalan dengan wawasan wiayatamandala,” jelasnya. Menurutnya, green school mendorong anak mencintai lingkungan, mendidik anak bersikap terhadap sampah, dan mengajarkan anak memanfaatkan limbah menjadi bernilai ekonomis. “Pada tahun 2010, SMPN 8 Kota Cirebon mendapat penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional,” beber Anwar. Sedangkan Kepala DKP3 Ir H Odi Suryadi mengungkapkan, akibat fenomena global warming, suhu udara di Kota Cirebon sempat mencapai 40 drajat celcius. “Padahal Kota Cirebon hanya kota kecil, tapi panasnya luar biasa. Ini mestinya menjadi keprihatinan bersama,” katanya. Menurut Odi, Kota Cirebon hanya memiliki lahan kosong sekitar 1300 hektar lahan kosong, dari 3800 hektar luas wilayah. Untuk meminimalisasi pengaruh global warming, telah dibuat program gerbang mekar. Yakni gerakan pengembangan memanfaatkan pekarangan. “Yang penting komitmen kita dalam menjaga lingkungan,” pungkasnya. (hsn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: