Minta Apel Sekeranjang dan Kambing

Minta Apel Sekeranjang dan Kambing

BANJARNEGARA - Ritual pemotongan rambut bocah gimbal selalu menjadi daya tarik tersendiri dalam gelaran Dieng Culture Festival (DCF). Dan pada gelaran kali ini yang disaksikan ribuan pengunjung dari berbagai daerah, ada sepuluh bocah rambut gimbal yang ikut ritual cukur rambut. Selain dicukur, bocah rambut gimbal itu juga mengajukan berbagai permintaan yang berbeda. Mereka adalah Intan Pratiwi yang meminta kalung, Faniah minta gelang dan anak tongkol, Intan Pratiwi meminta kalung, Faniah meminta gelang dan anak tongkol, lalu Farida Rahmayani meminta tiga ekor kambing, dan Bangkit Adi Prabowo meminta lengger yang langsung ditampilkan saat pencukuran rambut gimbal di Candi Arjuna. Kemudian, Khuni Khoirunisa meminta apel merah satu keranjang dari kulkas, Siti Masyaroh meminta gelang dan kalung, Ahmad Bayuwono hanya meminta gethuk dua biji, lalu Khoirul Anom meminta satu ekor kambing, Anisa Putri Kurniawati meminta tahu putih yang dicampur dengan nasi untuk ditempelkan pada kepalanya dan juga dia minta ikan asin, dan yang terakhir yakni Rahma Nurfaizah yang meminta sepeda. Ketua Kelompok Desa Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Kulon, Alif Fauzi mengatakan, ritual cukur rambut gimbal tersebut merupakan tradisi turun temurun yang perlu dilestarikan. Agar menjadi lebih menarik, lanjutnya, ritual tersebut dikemas dalam paket DCF untuk memancing wisatawan datang dan menyaksikan. “Dengan begitu, potensi wisata yang dimiliki Dieng yaitu beberapa candi dan telaga dapat dikenalkan secara langsung, jadi bisa sekalian untuk promosi,” jelasnya. Menurut mitos, anak yang berambut gimbal merupakan titisan penguasa Dieng sehingga, permintaan anak harus dituruti. Jika tidak, masyarakat setempat percaya bahwa nantinya akan terjadi sesuatu yang ajaib dan jika dicukur tanpa ritual, rambut gimbal tersebut akan kembali tumbuh. Selain itu, pencukuran rambut gimbal dilakukan setelah si anak tersebut menginginkan dicukur kemudian mengajukan permintaan. Ritual pencukuran dilakukan oleh semua pihak mulai dari keluarga, sesepuh, pihak desa, dan para petinggi lainnya. Diawali dengan kirab, kemudian prosesi penyiraman air dari Sendhang Medayu dan doa, kemudian pencukuran dan potongan rambut gimbal tersebut dilarung di telaga warna yang berjarak dua kilometer dari kompleks Candi Arjuna. (ctr/nun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: