Mapala Gunati Audiensi dengan TNGC

Mapala Gunati Audiensi dengan TNGC

CIREBON- Kenaikan tarif mendaki gunung ciremai, membuat Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Gunung Djati mengelar audiensi dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Selasa (4/8). Koordinator Mapala Gunung Djati, Jarot mempertanyakan adanya kenaikan tarif tiket pendakian gunung dari Rp 20ribu menjadi Rp50 ribu. Menurutnya, kenaikan tarif atas dasar pemberdayaan masyarakat mesti dipertanyakan. Sebab masyarakat yang mana yang bakal diberdayakan. Tak hanya itu, dia juga mempertanyakan apakah ada kaitanya kenaikan tarif itu agar pendaki bisa berkurang karena terkait dengan adanya eksplorasi di Gunung Ciremai. \"Kita sebagai Mapala yang berdekatan dengan lokasi, sering terima keluhan dari para pendaki lainnya terkait kenaikan tarif pendakian tersebut,\" ungkap Jarot. Kepala TNGC Resort Cigugur, Idin Abidin menjelaskan kenaikan tarif diputusakan atas beberapa pertimbangan. Salah satunya status gunung ciremai sebagai wilayah kawasan konservasi nasional. Sehingga pihaknya sebisa mungkin untuk mengurangi para pendaki agar kawasan tetap terjaga. \"Apakah ini ada kaitan dengan eksplorasi chevron jelas ini tidak ada, kami juga tidak merasa ada kepentingan terhadap geothermal tersebut,\" jelas Idin. Lagipula, saat ini Chevron sudah membatalkan rencana eksplorasi geothermal di Gunung Ciremai. Idin menjelaskan adanya kenaikan tarif ini juga sangat masuk akal. Pasalnya dengan membayar Rp50 ribu per tiket itu, akan ada pelayanan dan jaminan asuransi. Tak hanya itu, biaya itu juga termasuk juga masuk ke kas negara berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). \"Kita juga ada sharing dengan masyarakat desa, karang taruna, biaya operasional dan biaya tim sar,\" ungkapnya lagi. Sementara untuk penanganan sampah, TNGC sudah melakukan gerakan sapu gunung, pemasangan plang atau himbauan. Namun memang ia mengaku hal ini belum maksimal sehingga gunung ciremai masih belum bebas dari sampah. Untuk itu, ia menyebutkan edukasi kepada para pendaki teramat penting. Terpisah, Pembina Kompepar Linggarjati, Jaenal Mustofa menjelaskan semenjak Gunung Ciremai berubah menjadi taman nasional, maka pengelolaan gunung dilakukan oleh TNGC. Ia meyakini kenaikan tarif ini juga akan dibarengi dengan peningkatan pelayanan. Artinya, jika dulu pengelolaan sembarangan sekarang bisa lebih tertib. \"Memang ada yang mengeluh tentang kenaikan tarif. Saya kira wajar aja. Tapi kalau kita terbuka dan pelayanan bagus dan gunungnya bersih itu bisa diterima,\" kata dia. Sejauh ini setelah lebaran, di jalur pendakian Linggarjati terdapat 1.400 pendaki Gunung Ciremai. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: