Badan Trigana Air Tinggal Serpihan

Badan Trigana Air Tinggal Serpihan

Awan Hitam dan Lebat Hutan Hambat Proses Evakuasi SENTANI- Hanya berselang sehari setelah dipastikan hilang kontak dan diduga jatuh karena menabrak gunung, lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air jenis ATR 42 dengan nomor penerbangan IL-267 yang membawa 53 orang (49 penumpang dan 4 kru/awak pesawat) sudah diketahui. Kini Badan SAR Nasional (Basarnas) fokus menyiapkan upaya evakuasi penumpang dan kru serta pencarian kotak hitam (black box) yang merekam data aktivitas pesawat. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F.X. Bambang Soelistyo menyebutkan, berdasar laporan yang diterima, pesawat Trigana Air jatuh di koordinat 04 derajat 49 menit 289 detik lintang selatan dan 140 derajat 29 menit 953 detik bujur timur. “Posisi ini ketinggiannya kurang lebih 8.500 kaki dengan jarak kurang lebih 7 nautikal mil (sekitar 15 kilometer) dari landasan Oksibil. Ini hasil terbaru yang didapatkan dari unsur udara yang bergerak pagi tadi,” ujar Bambang dalam keterangan pers di base ops Lanud Jayapura di Bandar Udara Kelas 1 Sentani kemarin (17/8). Tim gabungan SAR juga berhasil memotret lokasi puing pesawat Trigana Air. Dari atas, bagian besar pesawat terlihat tak tersisa alias hanya menyisakan serpihan kecil. Berdasar foto yang ditunjukkan ke media saat jumpa pers, juga terlihat rimbunnya pepohonan namun masih terlihat sedikit permukaan tanah. Di permukaan tanah itulah terlihat puing-puing pesawat berwarna putih. Meski posisi jatuhnya pesawat, menurut Bambang, sudah diketahui, proses evakuasi terhadap penumpang dan kru pesawat terkendala cuaca. Bambang menyebutkan, tim SAR gabungan yang terdiri atas anggota TNI, Polri, Basarnas, dan masyarakat masih kesulitan untuk mencapai lokasi. “Cuaca masih buruk karena awan hitam di daerah jatuhnya pesawat. Saya masih menunggu tim darat maupun udara untuk tiba langsung di daerah jatuhnya pesawat tersebut,” jelasnya kepada wartawan. Bambang mengaku telah mengirim dua tim gabungan unsur darat masing-masing sebanyak 50 personel untuk mencari dan menelusuri titik yang diharapkan melalui jalur darat. Dia juga telah mengerahkan helikopter SAR jenis P-212 milik PT Freeport Indonesia yang saat ini sudah berada di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang. “Cuaca menjadi hambatan utama sehingga tim tidak bisa mencapai posisi jatuhnya pesawat. Helikopter milik Freeport yang ada di Oksibil juga belum bisa terbang karena cuaca di sana masih hujan dan gelap,” ujarnya. Selain mengirim tim darat, untuk proses evakuasi, pihaknya menurunkan sebelas pesawat yang terdiri atas 3 pesawat milik Trigana Air, 2 pesawat Hercules TNI-AU, 2 pesawat TNI-AD, 2 pesawat dari perusahaan penerbangan AMA, 1 pesawat dari Freeport, dan 1 pesawat dari Susi Air. “Pesawat yang kami turunkan ini akan melakukan pencarian dan evakuasi. Dengan kekuatan ini, saya rasa cukup untuk melakukan proses evakuasi,” tutur Bambang yang juga memimpin evakuasi korban jatuhnya AirAsia di Selat Karimata akhir tahun lalu. Bambang menambahkan, untuk saat ini, ada 266 personel gabungan dari TNI-Polri, tim DVI, dan 12 personel dari Basarnas pusat (10 orang merupakan personel spesial Basarnas club yang dilengkapi dengan alat untuk membantu pencarian dan evakuasi). “Upaya pencarian akan kita lanjutkan besok (hari ini, red),” tambahnya. Dia berharap kondisi cuaca bisa lebih mendukung sehingga helikopter milik PT Freeport Indonesia bisa menjangkau lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat dan langsung menurunkan tim SAR ke lokasi. “Saya harapkan unsur darat dan udara dapat bekerja sama secara energik untuk mela­kukan tugas yang sama dengan metode yang sedikit berbeda dengan harapan operasi ini bisa secepatnya kita tuntaskan,” paparnya. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: