Abadikan Bangunan Heritage lewat Sketsa

Abadikan Bangunan Heritage lewat Sketsa

Sisi Lain Perayaan 17 Agustus Perayaan 17 Agustus biasa diisi dengan upacara hingga lomba-lomba. Tapi berbeda dengan para pemuda ini. Mereka mengabadikan gedung-gedung bersejarah di Kota Cirebon lewat kegiatan sketsa on the spot yang digagas Sketcher, Soleh Hadiyana dalam rangkaian pameran sketsa Cirebon Heritage #1. Mike Dwi Setiawati, Cirebon MANAKALA permukaan kertas yang lembut mulai digores oleh ujung pensil yang meruncing, akan ada perasaan estetis yang tersentuh seiring terciptanya setiap garis. Ketika itu pula dua kebenaran yang berlainan dipertemukan di atas permukaan kertas. Yakni realitas yang direspons dan unsur rasa yang merespons. Keduanya dihadirkan secara eksklusif dalam sebuah karya sketsa dari tangan-tangan para pemuda ini. Kegiatan sketsa on the spot kali ini berlangsung di depan Gedung Bank Mandiri Kota Cirebon. Delapan pemuda menggoreskan ujung pensil di permukaan kertasnya masing-masing. Mereka tampak serius. Tak jarang, Soleh Hadiyana yang punya \'hajat\' ini pun memberikan pengarahan kepada para sketcher muda itu. Menurut Soleh, sketsa intinya merekam apa yang ada di depan mata. \"Sketsa gak perlu teknologi canggih kayak kamera digital ataupun handphone, cuma sekadar butuh kertas dan alat tulis saja. Terus duduk di suatu sudut sambil asik mencorat-coret. Tapi dari sinilah ide untuk merekam peristiwa yang ada melalui seni sketsa itu muncul,\" ujarnya kepada Radar belum lama ini. Tak melulu menuntut hasil gambar yang sempurna, lewat sketsa dapat menyampaikan kesan yang dilihat dan maksud yang disampaikan. Metodenya sengaja on the spot atau langsung di depan objek agar memberikan \'atmosfer\' yang berbeda pada hasil sketsa. Soleh mengaku, ada tantangan maupun keunikan tersendiri saat sketsa dilakukan secara on the spot. \"Pertama tantangannya kita tidak bisa mengendalikan suasana atau cuaca, misal saat kita datang dan asyik membuat sketsa di menit-menit awal cuaca panas, terus tiba-tiba hujan, itu udah berubah hasilnya. Belum lagi dengan objek yang bergerak, dan melatih mental juga karena sudah pasti dilihat orang-orang yang lewat,\" tuturnya. Lalu kenapa objeknya bangunan heritage? Menurut Soleh, Cirebon merupakan kota pusaka dengan sejarah panjang masa kejayaannya. Berawal dari sekitar tahun 1425 di mana Laksamana Ceng Ho dengan 3.000 armadanya berlabuh dan singgah. Sampai akhir abad ke 16, Cirebon telah menjadi jalur sutera perdagangan dunia yang dilalui pedagang-pedagang dari China, Persia, Gujarat, India dan lainnya sehingga Cirebon menjadi kota dagang dan metropolitan dunia. Pada abad ke 17, Cirebon juga telah menjalin perdagangan dengan VOC, maka tidak mengherankan jika Cirebon sebagai kota pusaka dengan kekayaan heritage-nya yang masih dapat disaksikan hingga saat ini. \"Sebagai warga Cirebon, kita perlu mengetahui tentang sejarah kota ini. Salah satunya lewat bangunan-bangunan tua peninggalan masa lalu,\" katanya. Sementara itu, Syauqi Utara, salah satu pemuda yang mengikuti kegiatan sketsa on the spot ini mengaku senang bisa terlibat. Syauqi ternyata sudah hobi menggambar sejak dirinya masih kecil. Hingga kini, Syauqi terus berlatih menggambar, khususnya sketsa. \"Biasanya sketsa wajah, kali ini tentang bangunan. Lebih rumit sketsa wajah karena harus detail,\" ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: