Mulai Fokus Pemulangan Jenazah

Mulai Fokus Pemulangan Jenazah

Tim Temukan 77 WNI yang Tenggelam di Perairan Malaysia JAKARTA- Pencarian warga negara Indonesia (WNI) korban kapal tenggelam di perairan Malaysia sudah hampir rampung. Hal itu seiring korban yang ditemukan telah mencapai 77 orang. Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur pun mulai fokus kepada proses identifikasi serta pemulangan korbang tewas. Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, mengatakan, pihaknya bakal mulai pemulangan jenazah korban kapal tenggelam mulai hari ini (7/9). Pada gelombang tersebut, pihaknya bakal mengirimkan sejumlah tujuh jenazah yang sudah terverifikasi oleh ahli waris. Itu terdiri dari empat korban yang bakal dipulangkan ke Medan, Sumatera Utara, dan dua korban yang dipulangkan ke Surabaya. Dia merinci, empat jenazah yang baru bisa diverifikasi berasal dari Sumatera Utara antara lain adalah Mahrani dan Marta Berutu, Winda Mandasari, dan Ismadani. Sedangkan, jenazah yang akan diterbangkan ke Surabaya adalah Suraniyeh dan Suyanti. “Untuk pengiriman jenazah ke Medan, kami akan mengguna­kan penerbangan Malaysia Airlines dengan perkiraaan kedatangan pukul 08.30 WIB. Sedangkan, pengiriman jenazah ke Surabaya dengan penerbangan Garuda via Jakarta. Mereka akan tiba di Surabaya dengan jadwal pukul 14.50 WIB,” terangnya saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group), kemarin (6/9). Saat ini lanjut dia, proses pencarian korban di sekitar kejadian kapal tenggelam sudah hampir selesai. Hal tersebut karena jumlah korban yang ditemukan sudah mencapai 77 orang. Itu terdiri dari 20 korban selamat yang pada insiden 3 September lalu dan total 57 jenazah yang ditemukan hingga kemarin. Jumlah tersebut diakui sudah sesuai dengan keterangan korban selamat yakni sekitar 70 penumpang. “Meski begitu, tim pencari dari Malaysia menegaskan bakal terus melakukan upaya evakuasi hingga 9 September sesuai dengan perjanjian. Hanya saja, kemungkinan untuk memperpanjang pencarian tidak ada,“ terangnya. Saat ini, lanjut dia, kendala terbesar bagi KBRI dan otoritas Malaysia adalah melakukan identifikasi. Tak seperti 28 jenazah yang ditemukan pada 5 September, 29 jenazah yang ditemukan hari ini diakui sudah dalam kondisi buruk. Hal tersebut membuat tim bahkan kesusahan untuk menentukan jenis kelamin korban. “Karena itu kami harus menunggu hasil otopsi untuk bisa membagi korban berdasarkan jumlah kelamin. Kami juga memperkirakan bahwa proses identifikasi juga akan sulit. Sebab, animo kerabat yang melakukan pencarian ke pihak kami juga tak banyak,” tambahnya. Saat ini, lanjut dia, korban tewas yang sudah bisa diidentifikasi baru mencapai 13 jenazah. Proses identifikasi awal dilakukan dengan berbagai cara seperti pencocokan visual dengan foto atau barang yang melekat di jenazah. Namun, hal tersebut diakui masih belum cukup banyak mengingat jumlah janazah yang saat ini ditampung. “Selain cara pencocokan identitas secara visual, tim juga akan melakukan pencocokan melalui DNA. Saat ini proses pengambilan DNA korban dan keluarga dilakukan dengan koordinasi polisi Sungai Senam di dekat Rumah Sakit Ipoh,“ ungkapnya. (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: