Asli, Gak Keciri Kalau Ini Pencopet

Asli, Gak Keciri Kalau Ini Pencopet

Dua Ibu asal Brebes Berdesakan di Pasar, Dikira Hendak Berbelanja CIREBON- Niat pisan alias niat bingit. Jauh-jauh datang dari Brebes ke Cirebon hanya untuk nyopet. Dan yang bikin geregetan nih, sudah ibu-ibu. Ya mbok anteng di rumah urus anak atau cucu, atau urus suami lah. Kok bisa ya? Keluarganya ke mana sih? Ceritanya nih, Senin siang (16/11) lalu keduanya aksi di Pasar Kanoman, Kota Cirebon. Seperti ibu-ibu umumnya yang berbelanja di pasar, kedua pelaku dengan inisial Was (45) dan Sar (40) itu ikut berdesak-desakan seperti mencari kebutuhan dapur yang akan dibeli dan dibawa pulang ke rumah. Siapa pun tidak menyangka jika keduanya adalah copet. Tampilannya begitu kalem, bahkan bicaranya sopan sekali. Rupanya itulah modal awal agar aksi berjalan lancar dan sukses. Ada yang bertugas sebagai pengalih perhatian, ada yang bertugas sebagai eksekutor. Pelaku dengan inisial Sar adalah eksekutor, Was sebagai pengalih perhatian. Hari itu, sasaran mereka jatuh pada Rodiyah Aziz (35) warga Kota Cirebon yang saat itu menenteng tas dan sedang berdesak-desakan di dalam pasar. Sebenarnya kedua pelaku sudah tepat memilih korban. Karena begitu tas milik korban dieksekusi dengan cara disobek dengan silet, sebuah dompet yang berisi smartphone dan uang tunai Rp300 ribu berhasil diambil. Apesnya, ternyata smartphone milik korban dilengkapi dengan GPS yang masih menyala dan bisa dilacak. Parahnya kedua pelaku tidak melek teknologi. HP milik korban rupanya tidak dimatikan dan hanya disimpan. Pelaku tidak tahu jika ponsel tersebut sudah terlacak keberadaannya melalui GPS. Akhirnya keduanya bisa ditangkap di rumah masing-masing setelah polisi melacak keberadaan HP korban melalui GPS. Keduanya kini masih ditahan di Mapolres Cirebon Kota. Dari pemeriksaan polisi, Was mengaku ide mencopet dari Sar. Alasannya butuh uang untuk berobat orang tuanya yang sakit. Keduanya berangkat dari Brebes menggunakan angkutan umum hingga sampai di Pasar Kanoman. Terungkap juga jika HP curian itu belum sempat dijual. Karena itulah, keduanya akhirnya bisa terlacak melalui GPS dan kini harus berurusan dengan polisi. “Kalau uangnya saya bagi rata berdua, satu orang Rp150 ribu. Sementara HP masih saya simpan belum sempat dijual. Saya gak tahu kalau HP itu bisa dilacak,” tutur Was. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: