Sering Datang Bencana, Pemkab Cirebon Kini Siaga
SUMBER–Dinas Sosial Kabupaten Cirebon siaga bencana. Musim hujan yang turun membuat sejumlah wilayah terkena bencana mulai dari longsor hingga angin ribut. Terhitung sejak Januari, Dinas Sosial Kabupaten Cirebon mencatat bencana alam terjadi di 8 kecamatan, yakni longsor di Kecamatan Depok, angin rebut di Kecamatan Talun, Gegesik dan Palimanan, angin puting beliung di Kecamatan Mundu, Susukan dan Sumber serta hujan angin di Kecamatan Klangenan. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, H Maryono SH melalui Kasubid Bantuan perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana, Nana mengatakan sebenarnya di tahun 2016, bencana terjadi di 10 kecamatan. Hanya saja, di dua kecamatan lainnya yakni Gunung Jati dan Jamblang adalah insiden kebakaran. Total kerugian dari bencana yang terjadi itu mencapai Rp568,6 juta. Menurutnya, bila dilihat secara kuantitas, jumlah bencana alam yang terjadi di Kabupaten Cirebon ini meningkat. Namun secara kualitas, bencana alam yang terjadi tidak separah tahun lalu. “Bencana tahun ini secara kuantitatif meningkat. Namun secara kualitatif lebih besar tahun kemarin. Karena tahun lalu ada banjir yang cukup besar di beberapa wilayah,” jelasnya, Rabu (17/2). Dijelaskan Nana, untuk tahun 2016, ada beberapa potensi bencana alam yang mungkin terjadi, seperti banjir, longsor dan puting beliung. Bencana itu mengancam karena kondisi curah hujan yang cukup tinggi serta banyaknya pemukiman warga yang berada di wilayah rentan longsor. “Kabupaten Cirebon ini potensi bencana alamnya cukup tinggi. Melihat dua bulan terakhir ini bencana alam yang meliputi tiga kategori tersebut cukup banyak,” jelasnya. Saat ini, pihaknya terus memantau kondisi sejumlah daerah yang rawan banjir, longsor ataupun puting beliung. Sehingga bila bencana terjadi, dampak bencana bisa ditekan. Dinsos juga secara kontinyu melakukan sosialisasi pada masyarakat di lokasi rawan bencana. “Dalam kondisi seperti ini kami siapkan 135 personel untuk menanggulangi bencana alam seperti longsor, puting beliung dan banjir,” jelasnya. Bagaimana untuk bantuan pada para korban? Nana mengatakan, Kementerian Sosial memberikan Rp37,5 juta dari Kementerian Sosial dalam bentuk peralatan dapur. Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan Rp26 juta berupa perlengkapan pakaian. Sementara dari pemerintah daerah, pihaknya memberikan bantuan Rp2,2 juta di 10 kecamatan. “Bantuan dari Kemensos dan Provinsi sudah diberikan. Namun dari kami yang sebesar Rp2,2 juta nanti akan diberikan secara simbolis oleh pak bupati,” lanjutnya. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: