Ini yang Terjadi Bila Pusat  Kuliner Dipindah ke Trusmi

Ini yang Terjadi Bila Pusat  Kuliner Dipindah ke Trusmi

PLERED - Pemindahan kawasan kuliner Tengah Tani ke Pasar Batik Trusmi bakal mendongkrak perekonomian dan pariwisata di kawasan tersebut. Dengan demikian, akan terjadi integrasi antara wisata kuliner dan wisata belanja. Selama ini, kawasan Pasar Batik Trusmi masih sepi pengunjung. Kepala Pasar Batik Trusmi, Didi Sunedi menyambut baik rencana pemindahan kuliner Tengah Tani ditempatkan di belakang Pasar Batik Trusmi. Sebab selama ini, lahan parkir di kawasan Battembat sangat susah. Sehingga kendaraan pengunjung terpaksa parkir di bahu jalan yang menyebabkan kemacetan. \"Sekarang kan parkir di kawasan Battembat sangat susah. Jadi gak mungkin lagi ada. Pemindahan kuliner Battembat itu akan melancarkan arus lalu lintas di sana,\" ucapnya. Sejauh ini, pihaknya mengetahui bahwa Pemerintah Kabupaten Cirebon merencanakan untuk mengembangkan Pasar Batik Trusmi sebagai sentra pariwisata. Nantinya, bus-bus pariwisata bakal diwajibkan untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Sehingga sarana dan fasilitas bakal dilengkapi. Area Pasar Batik Trusmi sendiri saat ini memiliki luas sekitar 3 hektare. Saat ini area belakang pasar masih kosong. \"Nanti di belakang pasar sampai ke lapangan bola itu akan dijadikan kawasan kuliner. Di sini juga parkirnya lebih luas,\" ujarnya. Pengembangan pasar batik ini juga meliputi penyediaan tempat ibadah, fasilitas ruangan ATM, parkir, panggung pementasan seni budaya dan lampu penerangan. Sebab bukan tidak mungkin, Pasar Batik Trusmi apabila sudah ramai akan beroperasi selama 24 jam. \"Rencananya bulan ke enam tahun ini pengembangannya,\" ucap Didi. Dia juga menjelaskan bahwa kawasan kuliner dibagi menjadi tiga tempat, yakni kuliner Pedagang Kaki Lima, kuliner kios oleh-oleh dan Rumah Makan. \"Nanti juga ada kios-kios untuk oleh-oleh dan cinderamata,\" katanya. Dengan adanya pemindahan ini, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Selain bisa menyelesaikan permasalahan kemacetan di Tengah Tani, juga bisa ikut mendongkrak dan menghidupkan kawasan Pasar Batik Trusmi yang memang diproyeksikan pemerintah daerah sebagai kawasan ekowisata. Di lain sisi, Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon, H Hartono mengatakan, pihaknya bersama Disperindag sudah mengusulkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melalui forum SKPD, terkait relokasi kawasan wisata kuliner Tengah Tani. Menurut rencana, lokasi akan disiapkan di dekat Pasar Batik Trusmi. \"Kami akan menata pariwisata di Kabupaten Cirebon. Rencananya tahun 2017 Insya Allah kawasan wisata kuliner yang ada di Tengah Tani akan dipindahkan ke sekitar Pasar Batik Plered,\" ungkapnya. Alasan adanya relokasi kawasan wisata kuliner Tengah Tani yang didominasi oleh Empal Gentong dan Sate Kambing ini karena wilayah itu kerap menjadi titik macet saat akhir pekan. Karena kendaaran yang terparkir di bahu jalan. Selain itu, dengan adanya pemusatan kawasan wisata dengan pasar batik. Ini juga akan meramaikan pasar batik. \"Dampak positifnya, ketika orang datang ke Cirebon, mereka tidak hanya sekadar makan empal gentong. Jadi bisa juga sekalian melihat dan membeli batik. Sehingga omset penjualan pedagang pasar batik pun bertambah,\" jelasnya. Peningkatan jumlah wisatawan ke Kabupaten Cirebon di berbagai objek wisata meningkat hampir 100 persen. Saat ini Kompleks Astana Gunung Jati menjadi unggulan di Kabupaten Cirebon.       Di lain sisi, adanya rencana relokasi kawasan wisata kuliner Tengah Tani ini juga, mendapat dukungan dari Bupati Cirebon. \"Keinginan Pak Bupati memang merencanakan bahwa di sana (kawasan Pasar Batik) nanti dipusatkan kuliner Cirebon, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas,\" jelasnya. (jml)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: