Sekda Bilang Promosi Wisata Kurang, Kadis Beralasan Internet Lelet
KESAMBI – Saran dari Sekretaris Daerah, Drs Asep Dedi MSi, agar Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar), gencar melakukan promosi pariwisata lewat dunia maya rupanya terkendala koneksi internet. Kepala Disporbudpar, Drs H Dana Kartiman mengungkapkan, jauh-jauh hari tren promosi lewat dunia maya sudah diikuti. Namun yang menjadi kendala, ialah koneksi internet milik Pemerintah Kota Cirebon yang sering error dan lelet. \"Akses dan koneksi internet masih nyambung dengan instansi lain. Kendalanya suka lelet, kan harusnya didukung dengan internet yang bagus juga,\" ucap Dana, kepada Radar, Kamis (12/5). Untuk mengatasi itu, Dana meminta dukungan lebih dari Pemerinta Kota Cirebon terkait pengadaan koneksi internet yang dikhususkan bagi promosi wisata maupun budaya Cirebon. Bahkan, konten promosi milik disporbudpar bisa dikatakan lengkap. Konten itu diunggah dan bisa diakses di-website www.disporbudpar.cirebon.go.id. “Banyak komunitas dan elemen masyarakat yang turut andil. Mereka juga berpromosi,” tutur dia. Selain disporbudpar, kata Dana, perhotelan dan usaha kuliner juga gencar berpromosi lewat social media, maupun website masing-masing. Artinya, promosi wisata yang dilakukan Kota Cirebon sudah berjalan. Sebelumnya, Kepala Bidang Kepariwisataan Disporbudpar, Edi Tohidi SE MM mengungkapkan, data kunjungan wisata tahun 2014 mencapai 596.046. Jumlah tersebut mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 686.121 wisatawan. Jumlah itu terdiri dari wisatawan asing dan domestik. Namun, Kota Cirebon belum dapat dikatakan memiliki objek wisata andalan. Sebab, selama ini hanya ada pantai Kejawanan dan Cirebon Waterland yang keduanya dikelola swasta. Padahal, banyak potensi obyek wisata baru yang dapat digali. “Jumlah wisatawan itu menginap di Kota Cirebon dan bisa jadi hanya berkunjung. Tetapi, setidaknya mereka menikmati kota ini dengan berbagai obyek wisata dan kelengkapan lainnya,” tuturnya. Dengan destinasi wisata keraton, religi dan pantai, menjadi satu kesatuan utuh pariwisata Kota Cirebon. Selain promosi online, Eddy mengaku, bentuk promosi lainnya masih sangat minim. Hal ini disebabkan karena faktor anggaran yang terbatas. Secara ideal, setiap kali promosi ke luar pulau Jawa, minimal ada anggaran Rp100 juta. Dengan jumlah anggaran hanya Rp295 juta untuk sepanjang tahun 2015 lalu, dana yang ada sangat minim untuk sosialisasi dan promosi. Bahkan, anggaran promosi pariwisata tahun 2016 turun menjadi Rp285 juta pertahun. Secara keseluruhan, lanjut Edi Tohidi, anggaran bidang Pariwisata Disporbudpar pada tahun 2015 hingga tahun 2016 jumlahnya mencapai Rp407 juta pertahun dan terbagi untuk beberapa kegiatan. “Itu sangat kurang untuk promosi pariwisata besar-besaran,” ujarnya. Langkah promosi yang dilakukan hingga ke luar pulau Jawa hanya dengan mengikuti pameran dan memasang famplet. Pria berkacamata itu menjelaskan, langkah promosi tidak dilakukan di wilayah III Cirebon karena sudah dianggap mengetahui potensi pariwisata yang ada di Kota Cirebon. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: