Pedagang Pasar Balong Tolak Tambah Uang Sewa
PEKALIPAN – Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar dengan investor, mendapat ganjalan. Sejumlah pedagang Pasar Balong menolak bila mereka menambah pembayaran uang sewa. Pasalnya, penambahan uang sewa ini merupakan konsekuensi dari revitalisasi kios yang dilakukan investor. \"Kami sejak awal menolak ada investor baru. Kami ini sudah perpanjang kontrak, ada yang 20 tahun, ada juga yang 30 tahun. Kalau harus nambah uang sewa, maaf saja kami tidak mau, \" ungkap pedagang kain di Pasar Balong, H Suwarta, kepada Radar, Jumat (13/5). Hal senada juga disampaikan pedagang lainnya, Rahmat Hidayat. Menurut dia, adanya investor masuk dengan dalih melakukan renovasi demi kemajuan Pasar Balong, konsekuensinya adalah naiknya harga sewa kios. Uang yang dibayarkan senilai Rp60 juta untuk 20 tahun sewa bisa jadi tidak berlaku. Bahkan, tidak menutup kemungkinan nilai sewa akan melonjak. \"Investor itu lihatnya pasti untung rugi. Dia habis ngeluarin uang berapa? Pasti uang sewa nambah mahal jadinya,\" tegas dia. Dalam hal ini, ia pun meminta agar pengelolaan Pasar Balong tidak dilibatkan kepada pihak ketiga. Bila turut dilibatkan investor dipastikan akan mecekik para pedagang. Bagaimanapun, investor ingin balik modal. Satu-satunya pendapatan setelah merevitalisasi Pasar Balong adalah sewa dari pedagang. Dengan nilai investasi yang kurang lebih mencapai Rp60 miliar, konsekuensi logisnya adalah naiknya harga sewa kios. “Bisa jadi, 20 juta itu ya buat setahun. Kita ya keberatan. Kalaupun nanti rame, ya serame apa sih?” tanya dia. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: