MotoGP, Lorenzo ke Ducati, Vinales ke Yamaha, Iannone ke Suzuki

MotoGP, Lorenzo ke Ducati, Vinales ke Yamaha, Iannone ke Suzuki

MUGELLO Silly season MotoGP 2016 sedikit lagi berakhir. Dari semua kuota kursi balap di empat tim pabrikan utama, hanya status Aleix Espargaro di Suzuki Ecstar yang belum pasti. Namun seluruh tokoh kunci yang terlibat dalam bursa perombakan rider sudah menemukan tempatnya. Peta persaingan tim-tim utama di kelas premium musim depan sudah mulai bisa ditaksir. Sebenarnya, silly season musim ini lebih kepada “pertukaran” rider antar tim daripada munculnya wajah baru yang segar seperti 2014 silam. Jorge Lorenzo dari Yamaha ke Ducati. Lalu kursinya diisi rider Suzuki Maverik Vinales. Slot milik Vinales diberikan kepada Andrea Iannone. Hanya tim utama Honda yang tetap mempertahankan line-up pembalapnya. Kemarin (19/5), Yamaha dan Suzuki secara resmi mengumumkan line-up mereka musim depan. Movistar Yamaha tim utama Yamaha di MotoGP dipastikan bakal diperkuat kombinasi rider tua-muda yang sama-sama handal Valentino Rossi (37) dan Maverick Vinales (21). Dua tahun bersama Suzuki, Vinales punya modal besar untuk bisa langsung klop dengan motor Yamaha YZR-M1. Di MotoGP, motor-motor tim besar bisa digolongkan menjadi dua kelompok besar. Motor dengan power besar dan motor easy handling. Kelompok pertama diwakili Honda RC213V dan Ducati Desmosedici. Plus RS-GP milik Aprilia. Kemudian motor easy handling adalah Yamaha YZR-M1 dan Suzuki GSX-RR. Dengan mengendarai dan ikut mengembangkan Suzuki GSX-RR selama dua musim Vinales diprediksi akan lebih mudah saat menunggangi M1. Bahkan hampir pasti dia akan lebih cepat dibandingkan saat ini. Karena masalah power mesin yang selama ini dikeluhkan tidak mampu mengejar Yamaha dan Honda tidak ada lagi. \'\'Vinales sangat cepat dan dia masih sangat muda,\'\' kata Rossi. Tantangan besar justru dihadapi Jorge Lorenzo. Gaya balapnya yang smooth dan terbiasa dengan motor yang punya akselerasi renyah di tikungan tidak akan mudah beradaptasi dengan Desmosedici. Meski saat ini GP16 sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan era Casey Stoner dan Rossi, tetap saja DNA Desmosedici yang liar masih ada. Kesulitan itu kemungkinan besar akan bertambah karena kemungkinan besar winglet bakal dilarang musim depan. Padahal winglet ini yang banyak membantu GP16 untuk tetap stabil ketika keluar tikungan. Sayap aerodinamika itulah yang bisa menjinakkan kegarangan Desmosedici pada kecepatan tinggi. Winglet sudah dilarang di kelas Moto3 dan Moto2. Sedangkan dengan penolakan dari mayoritas rider kelas premium pelarangan itu rasanya hanya tinggal menunggu waktu. Ducati sendiri masih melawan. Mereka berupaya keras agar winglet tetap dipertahankan meski harus tetap ada pembatasan. Tapi untuk itu pula Ducati berani membajak Lorenzo dari Yamaha untuk musim depan. Ducati butuh rider dengan status juara dunia untuk mengembangkan motornya. Ducati juga sejak tahun ini memulangkan Casey Stoner dan didapuk sebagai pembalap uji. Lorenzo juga mengaku menerima pinangan Ducati karena mereka berjanji akan mengembangkan motor sesuai dengan keinginannya. Andrea Iannone yang digusur dari Ducati karena kehadiran Lorenzo, langsung disaut Suzuki. Iannone pernah mengatakan bahwa riding style-nya lebih mirip Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, karena itu dia yakin akan cocok dengan motor Yamaha. Komentar tersebut dilontarkannya di saat Vinales masih galau akan menentukan apakah tetap di Suzuki atau menerima tawaran Yamaha. Bisa jadi dia sedang promosi dirinya sendiri. Tapi jika dilihat dari banyak balapan yang sudah dilakoni, memang gaya balapan mirip Rossi. Masih teringat saat keduanya berduel di GP Australia tahun lalu untuk memperebutkan podium terakhir. Gaya menyalipnya sama, agresif tapi tetap smooth. Saat itu dia memenangi duel dengan Rossi. \'\'Andrea adalah rider yang cepat dan lapar akan kesuksesan. Gaya balapnya cocok dengan karakter motor kami. Karena itu kontrak ini memberi kami harapan positif untuk musim depan,\'\' ujar Bos Suzuki Ecstar Davide Brivio. Melihat peta kekuatan masing-masing tim kandidat juara, musim depan balapan akan sulit diprediksi. Kekuatan lebih merata atau setidaknya tersebar. Akan ada tiga tim utama yang memiliki rider dengan status juara dunia dan punya peluang yang sama memenangi balapan. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: