Piala FA, Crystal Palace v Manchester United, Trofi Penyelamat Reputasi

Piala FA, Crystal Palace v Manchester United, Trofi Penyelamat Reputasi

LONDON – Tanggal 12 Mei 1990, saat di mana Manchester United dan Crystal Palace bertemu kali pertama di final Piala FA. Saat itu, kedua tim bermain imbang 3-3. Lima hari kemudian, mereka bentrok kembali pada laga replay. Dan United meraih gelar ketujuh setelah menang berkat gol tunggal Lee Martin di menit 59. Momen inilah yang bakal dihidupkan kembali oleh Louis van Gaal ketika United kembali bersua dengan Palace pada laga puncak malam nanti (siaran langsung SCTV pukul 23.30 WIB). Sebab, hanya trofi inilah satu-satunya penyelamat reputasi Van Gaal pada musim ini, setelah United gagal finis di zona Liga Champions karena berada di peringkat kelima. Apalagi, The Sun melaporkan, eks tacitician Timnas Belanda pada Piala Dunia 2014 itu bakal dicopot dari jabatannya, dan kemudian diberikan kepada Jose Mourinho. Sementara Van Gaal sendiri bakal menempat jabatan Direktur Olahraga. Dalam konferensi pers tadi malam, Van Gaal mengatakan bahwa dia tidak tertarik membahas mengenai masa depannya di Old Trafford nanti. ”Jauh lebih baik membahas apa keinginan klub,” kata Van Gaal seperti dilansir SkySports. ”Apalagi, aku membaca kali terakhir kami menang adalah 2004 silam. Sangat menyenangkan berada di final. Namun, hal itu tidak cukup. Kami harus menang,” lanjutnya. Peluang Setan Merah, sebutan United, untuk meraih mengakhiri dahaga gelar memang besar. Menilik rekor pertemuan kedua tim musim ini, United tak terkalahkan dengan mencatat sekali menang dan sekali seri. Selain itu, secara performa, United baru satu kali menelan kekalahan, yakni ketika ditundukkan West Ham United 2-3 (10/5), saat pekan Premier League memasuki Mei. Namun, United tentu tidak boleh terlena. Itu jika melihat raihan mereka pada dua final sebelumnya pasca menjadi juara 2004 silam. United harus menjadi runner-up setelah kalah dari Arsenal dan Chelsea, yang sama-sama merupakan tim asal London. Adapun Palace berasal dari South Norwood. Sebuah daerah di tenggara London. Selain itu, Van Gaal membeberkan statistik bahwa Palace mampu memanfaatkan 29 dari 56 peluang set piece menjadi gol, yang berarti pasukan Alan Pardew tersebut menorehkan 52 persen. ”Tidak mudah. Karena mereka memiliki kualitas untuk mempertahankan daerah permainannya, bahkan sampai kepada sudut terkecil pun. Mereka juga memiliki kecepatan ketika menyerang balik,” jelas Van Gaal. Secara komposisi, Tulip Besi, julukan Van Gaal, tidak bisa menurunkan Bastian Schweinsteiger yang masih dibekap cedera ligamen, dan Luke Shaw yang baru berlatih ringan pasca patah tulang tibia. Namun, Van Gaal bisa tersenyum karena Marouane Fellaini bisa kembali memperkuat United setelah menuntaskan skorsing tiga laganya. Selain itu, Wayne Rooney mulai menikmati perannya yang baru sebagai gelandang serang di belakang Marcus Rashford, setelah mencetak satu gol dan satu assist, ketika menundukkan Bournemouth 3-1 (17/5). Kapten United dan Inggris itu mengatakan, pada momen ini, perubahan peran itu merupakan keputusan paling baik yang bisa dilakukan demi menjaga tempatnya saat Euro nanti. ”Tentu, ketika bersama Inggris, aku mungkin bakal kembali menjadi striker. Namun, pada musim depan, aku rasa posisi itu bakal cocok bagiku,” terang Rooney seperti dilansir oleh Daily Mail, ketika berlatih di kamp latihan United di Carrington. Terpisah, Pardew mengatakan bahwa Palace memiliki motivasi untuk melakukan revans, sekaligus meraih gelar pertama FA-nya sepanjang 110 tahun eksistensi klub. ”Aku rasa, beban pada laga ini bakal dialami oleh United. Sebab, mereka adalah klub dengan sejarah bagus,” kata Pardew seperti dilansir London Evening Standard. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: