Daging Ayam Naik 5 Persen, Pembeli Protes

Daging Ayam Naik 5 Persen, Pembeli Protes

KESAMBI - Dua pekan jelang datangnya bulan Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) terus merangkak naik. Setelah sayur mayur kini harga daging ayam dan sapi ikut melonjak. Berdasarkan pantauan Radar, harga daging ayam dan sapi di sejumlah pasar tradisional rata-rata naik lima persen dari harga normal. Pedagang daging di Los E Pasar Jagasatru, Usmanudin menyampaikan, sebelumnya harga daging ayam Rp27 ribu/kg kini naik Rp29-30 ribu. Untuk daging sapi kenaikannya drastis dari Rp105/kg sekarang Rp110 ribu/kg.  \"Biasa mau puasa, dari sananya (jagal daging) juga naik,\" ungkap Usmanudin, saat dijumpai Radar, Senin (23/5). Naiknya harga daging lanjutnya cukup mempengaruhi daya beli. Ketika harga terus melonjak, daya belipun semakin menurun. \"Pembeli banyak yang protes. Pengennya murah saja, padahal apa-apa sudah naik,\" katanya. Pedagang daging lain, Sellyanti mengungkapkan, naiknya harga daging dipicu keterbatasnya stok. Bisa jadi, keterbatasan stok ini disebabkan peningkatan permintaan. Atau, justru kuota daging dari produsen yang dikurangi, karena mempersiapkan untuk kebutuhan konsumsi daging di awal puasa dan lebaran nanti. \"Ya kita ikutin hukum pasar saja. Kalau naik ya ikut dinaikan, tapi mungkin ambil untungnya tidak terlalu banyak biar pelanggan tidak lari,\" ucapnya. Naiknya harga kepokmas terutama daging juga turut dirasakan oleh pedagang Pasar Kanoman. Salah satu pedagang daging, Syamsudin menyebutkan, daya beli masyarakat mulai terdampak kenaikan harga. Terutama pembeli daging sapi. \"Rata-rata (harga) naiknya memkang cukup tinggi juga,\" ujarnya. Untuk mengatasi lonjakan harga yang terlalu tinggi, ia pun memilih tidak mengambil untung banyak. Dia khawatir, pembeli justru semakin berkurang karena harga sudah tidak terjangkau. Salah seorang pembeli, Jafar Aldi meminta agar pihak Pemkot Cirebon dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (Disperindagkop-UMKM) untuk segera melakukan operasi harga. Sebab, kenaikan harga saat ini sudah memberatkan masyarakat. \"Harus segera ada tindakan. Kalau tidak khawatir naiknya menjadi-jadi. Apalagi, ini sudah menjelang puasa,\" tutupnya. (via)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: