EURO 2016, Timnas Inggris Komplet dan Siap Kompetitif

EURO 2016, Timnas Inggris Komplet dan Siap Kompetitif

LONDON – Peringkat tiga pada edisi 1968. Itulah prestasi tertinggi yang pernah diraih Inggris sepanjang delapan kali kiprahnya di Euro. Setelah semifinal di kandang sendiri 1996 silam, mentok mereka hanya sampai babak perempat final. Nah, pada edisi ke-17 yang bakal dihelat di Prancis mulai 10 Juni mendatang, publik mulai berani menjagokan negeri pimpinan Ratu Elizabeth II itu sebagai kandidat kuat juara bersama dengan tuan rumah, Jerman, maupun juara bertahan Spanyol. Patokannya ada dua; dari fase kualifikasi dan komposisi skuad yang dibawa oleh manajer Roy Hodgson. Dari fase kualifikasi, mereka tidak hanya sekadar memungkasinya menjadi juara grup. Statistik mereka juga mengagumkan dengan mencatat 100 persen kemenangan dari sepuluh pertandingan. Selain itu, Wayne Rooney dkk menorehkan 31 gol, yang mana merupakan tim tersubur kedua setelah Polandia (33 gol), dan hanya kebobolan tiga gol yang membuat Inggris menjadi tim ketiga setelah Rumania (2 gol), dan Spanyol (3 gol). Rekor impresif itu berlanjut dengan cukup cemerlang di level uji coba. Selain mampu mengandaskan tuan rumah Prancis 2-0 di London 17 November 2015 lalu, Wayne Rooney dkk juga mempu menggebuk juara dunia Jerman dengan skor tipis 3-2 di Olympiastadion, Berlin (26/5). Praktis, mereka hanya kalah dua kali, masing-masing 0-2 dari Spanyol (13/11/2015), serta 1-2 kontra Belanda (29/3). Kemudian di sisi kedalaman skuad, mereka memiliki talenta terbaik terutama di lini tengah. Selain gelandang pekerja keras Tottenham Hotspur Eric Dier, tim berjuluk The Three Lions itu memiliki Dele Alli yang juga rekan setim Dier di Spurs. Nama pemain 20 tahun itu langsung menjadi buah bibir berkat penampilan impresifnya yang sempat membuat The Lilywhites, sebutan Spurs, bersaing ketat dengan Leicester City di persaingan gelar juara Premier League, sebelum kemudian melorot ke posisi tiga karena dua hasil seri dan dua kekalahan di empat pertandingan terakhir. ”Etos kerjanya begitu luar biasa. Dia bisa melakukan sesuatu dengan bola di saat orang lain tidak bisa,” puji gelandang Timnas Wales, sekaligus eks rekan setim Alli di MK Dons, George Williams, seperti dilansir ESPN. ”Melawannya bakal seperti cerita dongeng,” sambungnya. Kemudian yang tak kalah menakjubkan adalah duo striker tersubur Premier League, Jamie Vardy (Leicester City), dan Harry Kane (Tottenham Hotspur) yang sudah mencetak 24 dan 25 gol musim ini. Keduanya pun memiliki gaya permainan yang berbeda. Jika Vardy begitu garang dengan dribel cepatnya ketika sudah mendapat bola, maka Kane adalah tipikal bomber elegan yang dengan cerdik menipu lawan sebelum kemudian mencetak gol. Kolaborasi keduanya, atau jika Hodgson memutuskan menurunkan salah satu, maka bakal membuat serangan Inggris begitu bervariasi sekaligus rumit. Karena itu, sangat mungkin Inggris bakal meraih predikat juara grup keduanya setelah Euro Polandia-Ukraina 2012 lalu. Hodgson sendiri dalam konferensi pers di malam pengumuman skuad final Selasa lalu (31/5), dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tidak akan membuat fans Inggris kecewa dengan penampilan mereka di Grup B nanti. ”Inggris bakal menyongsong turnamen ini dengan pikiran positif dan optimis,” kata Hodgson kepada London Evening Standard. ”Kami sudah bersiap dengan baik dan bakal menampilkan level permainan tertinggi,” koar eks tactician Liverpool tersebut. Mungkin, satu kelemahan yang sedang dihinggapi oleh Inggris adalah kritikan atas keputusan Hodgson menepikan winger Leicester City Danny Drinkwater, demi membawa Daniel Sturridge. Padahal, Sturridge belum pulih benar dari cedera betis. Bahkan, eks pemain Inggris, Trevor Sinclair, menyayangkan keputusan tersebut. ”Padahal Drinkwater adalah bagian dari kesuksesan Leicester menjadi juara Premier League. Seharusnya dia layak mendapat tempat di Inggris,” keluh Sinclair seperti dilansir Daily Mirror. Namun, kritikan itu tertutup dengan kehadiran Marcus Rashford. Bomber 18 tahun asal Manchester United itu dipanggil setelah mencetak gol ke gawang Australia pada debutnya (27/5), yang sekaligus membuatnya menorehkan sejarah sebagai debutan termuda yang mencetak gol di Timnas Inggris. ”Kesempatannya mungkin kecil menjadi starter. Namun, dia akan mengambil bagian besar di Euro,” ujar jurnalis ESPN, Nick Miller. Jika Inggris menjadi juara grup, maka tim selanjutnya yang bakal lolos dar fase grup adalah debutan Wales. Arsitek The Dragon, julukan Wales, Chris Coleman mengatakan, kehadiran Gareth Bale menjadi faktor utamanya. Dengan mentalitas pemenang sebagai pemenang, setelah membawa Real Madrid dua kali menjadi kampiun Liga Champions dalam dua musim terakhir, bakal membuat Wales semakin tergugah untuk meneruskan kiprah sukses mereka dalam turnamen empat tahunan tersebut. ”Adanya Bale membuat keinginan kami untuk mendapatkan sesuatu di Euro semakin besar,” ucap Coleman kepada ESPN. Meski kansnya tipis, bukan berarti Slovakia tidak akan lolos langsung. Tim berjuluk Repre itu bisa tetap lolos jika mengantongi status sebagai peringkat tiga terbaik. Namun, pelatih Jan Kozak tidak setuju jika timnya tidak akan bisa bersaing dengan Inggris maupun Wales. ”Dengan segala hormat, terdapat perbedaan antara kualifikasi dengan kejuaraan. Aku berharap kami bisa menjadi lawan tangguh untuk tim lain,” ujar Kozak seperti dilansir Associated Press. Kozak pede dengan perkataannya. Sebab, Martin Skrtel dkk mampu memberikan luka kepada juara bertahan Spanyol dengan satu-satunya kekalahan di Zilina pada fase kualifikasi 9 Oktober 2014. Adapun Rusia, tanpa Alan Dzagoev yang absen karena patah tulang metatarsal, Tim Beruang Merah bakal pulang dengan status juru kunci. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: