Fisik Terbatas tapi Tetap Berkarya, Ini Pelajaran dari Pria Tunanetra

Fisik Terbatas tapi Tetap Berkarya, Ini Pelajaran dari Pria Tunanetra

CIREBON - Bagi sebagian jemaah yang datang ke Masjid Raya At-Taqwa mungkin sering melihat seorang pria tunanetra yang menawarkan jasa pijat. Ya, dia adalah Ridwan. Tepat duduk di depan pintu masuk Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon, Ridwan mengenakan peci hitam, berkalung id card bertuliskan ahli pijit. Dia ditemani anak laki-lakinya. Tampak begitu sabar menanti pengunjung masjid yang ingin menggunakan jasanya. Pria kelahiran 55 tahun silam itu merupakan warga Kelurahan Argasunya Kota Cirebon. Ayah dari empat anak hasil pernikahan dengan istrinya yang jugaa sama-sama tunanetra, Yati. Menurutnya, sudah sekitar 10 tahun bertugas sebagai tukang pijat di Masjid At-Taqwa. “Tapi kalau dihitung dari saya mulai memijat, kira-kira sudah 40 tahun,” ucap Ridwan mengawali perbincangan dengan radarcirebon.com. Pengunjung Masjid At-Taqwa memang cukup padat, terlebih Ramadan. Karena memang, selain ikon Kota Cirebon, Masjid At-Taqwa kini menjadi salah satu destinasi wisata religi. Menurut Ridwan, penghasilan per harinya sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu. Cukup tidaknya penghasilan tersebut diterima dengan rasa syukur. “Saya tidak pernah mematok harga untuk jasa saya, seikhlasnya saja orang kasih bayaran,” ujarnya dengan suara yang ceria. Selama menjalani profesinya sebagai tukang pijat, Ridwan tidak selamanya mulus. Ada saja perlakuan penerima manfaat jasa Ridwan yang tidak baik. Misalnya banyak orang yang sering kabur alias tidak bayar ketika selesai dipijit. Tak jarang pula, ada yang membayar jasanya dengan uang palsu. Meski begitu, tidak sedikit juga orang yang membantunya dengan memberikan sedekah berupa uang. “Kalau masalah dibohongi mah saya sudah biasa. Saya Cuma bisa ikhlas dan serahkan semuanya sama Allah,” katanya sambil tersenyum lagi. Jasa seorang tukang pijat sepertinya mungkin memang tidak akan pernah dianggap besar oleh orang lain. Namun baginya, semua yang dilakukan atas dasar niat karena Allah akan memiliki manfaat bagi orang lain. Yeti yang setiap hari begitu mengandalkan penghasilan suaminya itu selalu mendoakan dan mendukung. Ridwan pun hanya berharap, apa yang dikerjakannya mendapat berkah dan selalu diridai Allah. \"Istri dan akan-anak sayalah yang menjadi motivasi untuk saya tetap berusaha, walau saya dalam keterbatasan,” ujarnya. Harapan lainnya, bisa menjadi contoh, terutama anak-anaknya, untuk jangan pernah menyerah dengan keadaan. Menurut Ridwan sesulit apa pun kenyataannya harus tetap berusaha dan berkarya. “Tenang saja ada Allah. Selagi kita mau berusaha pasti Allah berikan yang terbaik buat kita,” pungkasnya. (fazri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: