Ada Industri Pesawat, Warga Majalengka Jangan Jadi Penonton

Ada Industri Pesawat, Warga Majalengka Jangan Jadi Penonton

MAJALENGKA- Keputusan Presiden Jokowi merelokasi  PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung ke kawasan Aero City Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, direspons positif. Kalangan politisi, praktisi pendidikan, hingga pelaku usaha menyebut ini peluang  bagus bagi kemajuan Majalengka. Anggota DPRD Majalengka dari komisi IV Didin Rolani mengatakan ini kesempatan yang bagus, karena satu daerah bisa mendapatkan dua mega proyek, yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan pabrik pesawat. “Harus direspons baik semua pihak,” katanya kepada Radar, kemarin. Pemkab Majalengka, kata Didin, harus mempunyai rencana yang matang agar bisa mendatangkan kemanfaatan secara ekonomi bagi masyarakat. Jangan sampai warga Majalengka hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri. \"BIJB dan PT DI mempunyai kaitan yang erat dalam penyediaan jasa dan produksi pesawat terbang. Yang terpenting proyek yang padat karya itu harus bisa diisi oleh putra-putri asli daerah sendiri,\" ujar Didi. Di sisi lain, dia juga meminta pihak pemerintah agar hati-hati dan bijaksana dalam hal pembebasan lahan. Jangan sampai proyek itu merugikan rakyat. Kajian yang mendalam harus dilakukan. Pasalnya sebagian lahan yang akan digunakan merupakan lahan pertanian produktif. \"Belajar dari yang ada sekarang, pembebasan lahan terkesan alot. Semua pihak dari pemerintah dan warga yang terkena pembebasan harus duduk bersama. Ini untuk mencegah ketidakkondusifan keamanan di daerah. Saya tekankan lagi rakyat jangan sampai dirugikan,\" tegasnya. Hal senada diungkapkan Kepala SMKN 1 Kertajati (SMK Penerbangan) Drs Acep Saefudin MPd. Menurut Acep, adanya BIJB dan pabrik pesawat berarti peluang lulusan sekolah yang dipimpinnya untuk bekerja di pabrik pesawat makin terbuka lebar. Dia bahkan berani sesumbar SMK yang dipimpinnya telah mempersiapkan lulusan dengan keahlian yang sesuai dengan dunia kedirgantaraan. Dijelaskan Acep, ada dua program keahlian di SMKN 1 Kertajati, yakni program keahlian air frame power plant (perawatan bodi dan mesin) pesawat dan electrical avionic. Diharapkan nanti lulusannya bisa terserap dan bekerja di perusahaan BUMN itu. \"Tahun depan sekolah kami akan menjalin MoU dengan tenaga yang pernah bekerja di PT DI. Hal ini bertujuan agar pengalaman mereka bisa disalurkan ke siswa. Saya juga minta kepada pemerintah turut mempersiapkan semua sarana penunjangnya. Ada beberapa peralatan yang perlu ditambah dan disediakan, di antaranya peralatan praktik mesin pesawat yang memadai,\" ucapnya. Sementara seorang pengusaha lokal H Dadan Taufik MH meminta Pemkab Majalengka serius menangani dan mempermudah perizinan usaha. Dia juga meminta pemkab pro kepada pengusaha asli Majalengka. Karena, kata Dadan, BIJB dan PT DI akan membuat iklim investasi dan usaha semakin bergairah. Tapi dirinya juga menyadari, tidak segampang itu bisa masuk ke industri dirgantara. Perlu perusahaan besar dan berpengalaman, minimal pada tingkat nasional untuk bisa menjadi rekanan. \"Saya sudah tidak sabar akan hadirnya kedua proyek itu. Kami dari pengusaha lokal berharap bisa ambil bagian. Kejelasan dari pemda bagian-bagian mana yang bisa dikerjakan oleh putra daerah sangat kami tunggu,\" katanya. Sebelumnya, Sekda Majalengka Ahmad Sodikin MM mengatakan dipilihnya Majalengka sudah sesuai site plan wilayah pengembangan dan pembangunan Jabar wilayah timur. “Ini tentunya akan mampu memacu percepatan pembangunan di wilayah III Cirebon dan sebagian wilayah Jateng bagian selatan,\" kata pria yang akrab disapa Diki itu kepada Radar, Sabtu (20/8).  (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: