Idul Adha Indonesia Bisa Beda dengan Saudi

Idul Adha Indonesia Bisa Beda dengan Saudi

TANGERANG- Kementerian Agama (Kemenag) menjadwalkan sidang isbat 1 Zulhijah berlangsung 1 September besok. Sidang Isbat akan menentukan kapan pelaksanaan Idul Adha (10 Zulhijah) 1437 H. Idul Adha yang juga dikenal dengan lebaran haji, berpotensi berbeda dengan di Arab Saudi. Potensi perbedaan penetapan 1 Zulhijah itu disampaikan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. “Potensi beda itu muncul karena ada perbedaan tinggi bulan saat rukyat pada 1 September nanti,” katanya usai jadi pembicara kunci di 11th Annual Meeting on Testing and Quality LIPI di Serpong, Tangerang Selatan, kemarin. Thomas menjelaskan saat dilakukan rukyat pada 1 September nanti, tinggi hilal di Indonesia masih negatif (-0,56 derajat) atau di bawah ufuk. Dengan kondisi ini, kelompok yang menggunakan sistem wujudul hilal maupun rukyat, akan bersepakat bulan Zulkaidah akan digenapkan (isti’mal) menjadi 30 hari. Dengan penggenapan bulan Zulqaidah jadi 30 hari itu, maka 1 Zulhijah akan jatuh pada Sabtu 3 September. Sehingga Idul Adha (10 Zulhijah) jatuh pada Senin, 12 September. “Tapi sebaiknya kita tetap menunggu keputusan sidang Isbat yang digelar Kemenag 1 September nanti,” jelasnya. Jika di Indonesia Idul Adha jatuh pada 12 September, tak demikian dengan di Arab Saudi. Thomas menjelaskan saat dilakukan rukyat pada 1 September, tinggi hilal di Arab Saudi sudah positif atau di atas ufuk. Sehingga ada potensi 1 Zulhijah di Arab Saudi jatuh pada 3 September. Sehingga Idul Adaha (10 Dzulhijjah) di Arab Saudi akan jatuh pada Minggu 11 September. Atau lebih cepat dibanding di Indonesia. Terkait perbedaan ini, Thomas mengatakan ulama Indonesia sudah menetapkan bahwa Indonesia menjalankan sidang isbat sendiri. Tidak merujuk pada hasil isbat negara lainnya. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Machasin menjelaskan tidak masalah jika nanti ada perbedaan Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi. Dia mengatakan Idul Adha itu merujuk pada penetapan kalender Islam di masing-masing negara. “Idul Adha kapan, tidak terkait juga dengan kegiatan ibadah haji,’’ jelasnya. Machasin mengatakan persiapan pelaksanaan sidang isbat penetapan 1 Zulhijah yang digelar 1 September nanti sudah matang. Untuk teknis pemantauan hilal atau rukyat, lokasinya sama dengan saat isbat 1 Ramadan atau 1 Syawal lalu. Selain itu rangkaian kegiatan sidang isbat juga sama dengan sebelumnya. Yakni dimulai dengan paparan posisi hilal dari Tim Hisab dan Rukyat Kemenag. Kemudian itu masuk kegiatan sidang isbat utama yang digelar tertutup. Baru setelah itu hasilnya akan diumumkan ke masyarakat. Dia bersyukur jika nanti tidak ada perbedaan penetapan Idul Adha di Indonesia. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: