Sering Hujan, Daun Tembakau Jadi Susah Kering

Sering Hujan, Daun Tembakau Jadi Susah Kering

MAJALENGKA – Di tengah wacana kenaikan harga rokok, para petani tembakau justru sedang merugi. Hal itu disebabkan daun tembakau yang dipanen di musim kemarau, saat ini justru susah kering karena curah hujan masih tinggi. Seperti yang dialami para petani tembakau Desa Babakansari Kecamatan Bantarujeg. Mereka kini mengeluh lantaran kondisi cuaca kemarau basah, dengan panas matahari yang kurang menyengat bahkan akhir-akhir ini sering turun hujan. Salah seorang petani, Jaja menyebutkan kondisi cuaca di musim panen kali ini membuat daun tembakau susah kering. Hal itu berimbas pada penjemuran daun tembakau yang membutuhkan waktu lebih lama. “Biasanya panen tembakau berbarengan dengan musim kemarau, tapi sekarang hujan turun hampir setiap hari sehingga daun tembakau susah kering. Padahal sebelum proses produksi dan siap jual, daun tembaku harus benar-benar kering dan pengeringanya melalui proses penjemuran sinar matahari langsung,” keluhnya. Petani lainya, Udin menyebutkan jika kondisi tersebut menjadikan tembakau produksi para petani di kawasan tersebut dihargai murah di pasaran. Hal itu karena  hasil penjemuran tembakau yang kurang bagus, sehingga berpengaruh pada kualitas rupa dan rasa daun tembakau tersebut. “Biasanya kalau pas panen tembakau di sini dihargai tinggi karena kualitasnya yang memang bagus. Per kilogram biasanya dihargai Rp50 ribu. Kalau sekarang di pasaran harganya masih di bawah Rp30 ribu,” ujarnya. Dia menjelaskan pola pengolahan tembakau. Dimulai malam hari dilakukan pengirisan, kemudian besoknya dijemur dan langsung cepat kering. Tapi sekarang malah kurang kering, sedangkan stok daun lainnya sudah menunggu diolah yakni diiris dan dijemur di hari berikutnya. Dia menambahkan, kapasitas produksi petani tembakau di kawasan Kecamatan Bantarujeg dan sekitarnya kira-kira berada di kisaran puluhan ton untuk musim tanam saat ini. Petani rata-rata belum ada yang bisa mengolah dan memproduksi sendiri hingga siap konsumsi. Mereka lebih memilih untuk menjual daun tembakau kering kepada para bandar dan tengkulak di kawasan Priangan Timur. (azs)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: