Bareskrim Periksa HP Milik Muncikari Prostitusi Anak

Bareskrim Periksa HP Milik Muncikari Prostitusi Anak

JAKARTA - Pengguna dan mucikari yang terhubung dengan muncikari AR pantas untuk keder. Pasalnya, Bareskrim memastikan menganalisa handphone AR dan para korban untuk mengejar semua pihak yang terkait jual beli anak untuk gay dan pedofil tersebut. Hingga saat ini pendataan 99 korban telah mengetahui bahwa 27 korban diantaranya berusia anak dan 72 sisanya remaja usia 18 hingga 23 tahun. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan bahwa proses pendataan terhadap korban hampir selesai. Saat ini diketahui AR mengkoordinir 99 korban dan U mengkoordinir empat orang korban. Totalnya, menjadi 103 korban. “Untuk yang AR, korban usia anak memang 27. Sisanya remaja dan U masih didata,” jelasnya. Saat ini fokus penyidikan untuk mengetahui muncikari dan klien dari AR, serta U. Kalau sebelumnya hanya ditangkap E, tapi nanti pasti berkembang terus. Pasalnya, penyidik memeriksa hanpdhone dari semua pelaku itu. “Setiap orang yang berkomunikasi dan terlibat dengan jaringan jual beli anak ini tentu akan diketahui,” paparnya. Melalui handphone itu pula anak-anak direkrut oleh AR dan U. karena itu, Bareskrim juga memeriksa handphone dari para korban. Agung memberikan trik untuk bisa mengawasi anak agar terhindar menjadi korban jual beli anak. Menurutnya, orang tua harus mengawasi alat komunikasi anak. “Dilihat komunikasi dengan siapa, biar terdeteksi dan terawasi,” paparnya. Pengawasan alat komunikasi anak menjadi penting karena dengan aktivitas anak bisa diketahui. Dia menjelaskan bahwa AR ini mengatur lokasi pertemuan dengan korban dan kliannya semua menggunakan handphone. “Kalau komunikasinya diketahui, bisa dicegah kan,” jelasnya dalam konferensi pers di Bareskrim kemarin. Fakta lain soal AR, ternyata tersangka itu juga merupakan relawan penyuluh HIV AIDS. Saat menjadi penyuluh itu dia mendapatkan banyak alat kontrasepsi. Nah, alat kontrasepsi ini kemungkinan yang dimanfaatkan untuk jual beli anak. “kami dalami lagi ya,” ujarnya. Dalam konferensi pers tersebut, tiga tersangka juga dihadirkan. Pelaku jual beli anak itu mengenakan penutup muka. Salah satu tersangka AR tampak hanya menangis sepanjang konferensi pers. U dan E malah kompak untuk menutup mata, tak peduli. Saat ditanya mengapa mereka berani untuk menjual anak untuk gay dan pedofil, ketiganya sama sekali tidak mau menjawab. AR hanya terus tersedu menyesali perbuatan yang telah dilakukannya. (idr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: