Pantas Saja PKL Enggan Pindah, Ini Ternyata Sebabnya

Pantas Saja PKL Enggan Pindah, Ini Ternyata Sebabnya

CIREBON - Banyak faktor yang menyebabkan pedagang kaki lima (PKL) sulit direlokasi. Salah satunya penghasilan yang diraup dari berjualan di trotoar. Dari keterangan yang dihimpun Radar Cirebon, dalam sehari mereka bisa mengantongi omzet Rp 400-500 ribu. \"Itu belum bersih. Kalau sepi ya Rp 250 ribu sehari,\" ucap salah seorang pedagang, Agus (52). Keuntungan berjualan, kata dia, bisa melonjak dua kali lipat di bulan Ramadan. Terutama mendekati Idul Fitri. Karena itu, begitu mendapat surat peringatan (SP) yang kedua, Selasa (18/4), Agus dan para pedagang di kawasan itu berharap penertiban dilakukan tidak dalam waktu dekat. “Ya kalau sudah dekat ke lebaran bisa Rp1 juta sehari. Makanya kalau bisa nanti saja pindahannya. Minimalnya ngerasain mremaan dulu,” tuturnya. Pedagang bubur yang juga koordinator PKL Jl Karanggetas ini mengungkapkan, kabar penertiban oleh Satpol PP cukup membuat pedagang resah. Mereka khawatir dengan kelanjutan usahanya. Meski menyadari melanggar aturan, namun dirinya masih berharap ada solusi lain dari pemerintah. Hal senada juga diungkapkan Titin (55). Pedagang gado-gado depan Asia Toserba tersebut mengaku hanya dapat mengandalkan mata pencahariannya dari berdagang di trotoar. Meski sudah dapat SP2 dari Pemerintah Kota Cirebon, dirinya belum mau beranjak. “Bulan puasa sebentar lagi tiba. Bulan puasa itu momen yang paling kami tunggu-tunggu dalam setahun,” katanya. Sadar akan keberadaannya memakan trotoar jalan, sejumlah pedagang kaki lima di depan Asia Toserba mengaku sempat memberi ruang untuk pejalan kaki. Pemberian ruang tersebut dilakukan setelah menerima surat peringatan pertama. Saat itu, lapak pedagang depan Asia tersebut ditarik mundur dengan menyisakan dua baris lantai untuk pejalan kaki. Menurutnya, hal tersebut sebagai upaya memberikan ruang bagi pejalan kaki. Sehingga trotoar jalan masih bisa berfungsi sesuai dengan tujuannya. \"Kita bisa dagang, yang lewat juga bisa jalan,\" tuturnya. Namun pemberian ruang bagi pejalan kaki itu tak berlangsung lama. Hal itu diawali salah satu pedagang yang memiliki barang banyak. Setelah itu trotoar pun kembali tertutup lapak. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: