Penyerang Novel Baswedan Gelap, 2 Terduga Informan Polisi

Penyerang Novel Baswedan Gelap, 2 Terduga Informan Polisi

  JAKARTA - Dua terduga pengintai Novel dipastikan tidak terlibat dengan penyiraman terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut. Polda Metro Jaya mengungkap bahwa dua orang pengintai itu bernama Mukhlis dan Hasan. Keduanya merupakan debt collector sekaligus mata elang bagi polisi. Keduanya kerap membantu dalam menemukan motor curian. Kepala Bidang Humas (Kabidhumas) Polda Metro Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, Hasan dan Mukhlis merupakan dua orang yang ada dalam foto yang tersebar selama ini. Gambar muka keduanya tersebar di publik dari salah seorang saksi yang bernama Yono. Yono merupakan tetangga Novel. ”Waktu penyidikan Jumat malam (21/4), kami juga hadirkan Yono untuk mendapatkan tambahan fakta,” tutur dia. Foto Hasan dan Mukhlis saat berada di depan rumah Novel diambil dalam waktu yang berbeda. Mukhlis duduk di depan rumah Novel pada 28 Februari. Sedangkan, Hasan pada 14 Maret. ”Yono ini yang ambil foto keduanya. Kami konfrontir antara Yono dengan kedua orang yang difotonya,” jelasnya. Kedua orang tersebut khawatir karena foto mereka beredar luas. Mantan Kabidhumas Polda Jawa Timur itu menuturkan, akhirnya keduanya datang ke Mapolda Metro secara sukarela, bahkan tanpa perlu dijemput polisi. ”Hasan dan Mukhlis ini khawatir kalau keduanya disangkut-sangkutin dalam kasus Pak Novel. Polisi belum mengetahui keberadaan keduanya, tapi ke Polda sendiri ternyata,” terangnya. Keduanya menampik dugaan bahwa mereka terlibat dalam penyiraman air keras. Saat penyiraman pada 11 April tersebut, Hasan mengaku sedang berada di Malang, Jawa Timur. Dia berada di kota apel itu sejak 6-13 April. ”Untuk Mukhlis mengakunya ada di Tambun, Bekasi Barat, Jawa Barat, sejak 5-15 April,” ungkapnya. Untuk membuktikan keterangan itu, penyidik meminta Hasan menunjukkan tiket pesawat kepergiannya ke Malang. Ternyata, Hasan memang memiliki tiket tersebut. ”Tapi, untuk memastikan semua itu perlu pendalaman,” ujarnya. Langkah selanjutnya, polisi akan mengecek kembali apakah keduanya memang berada di lokasi yang disebut. ”Kami akan datang ke lokasi yang dimaksud Hasan dan Mukhlis. Kami satroni, bener atau nggak begitu ke orang yang ada di lokasi itu secepatnya,” bebernya. Lalu mengapa keduanya berada di sekitar rumah Novel? Argo menjelaskan, profesi dari Mukhlis dan Hasan adalah mata elang alias debt collector kendaraan. Perusahaan pembiayaan atau leasing memakai jasa mereka untuk menemukan kendaraan yang kredit macet. ”Jadi, wajar mereka muter-muter,” jelasnya. Bahkan, keduanya juga sering membantu polisi dalam mengungkap tindak kejahatan pencurian motor (curanmor). ”Pas terekam oleh salah seorang tetangga Novel, Yono, keduanya sedang bertugas mencari pencuri motor di sekitar rumah Novel,” terang dia. Selama membantu kepolisian, keduanya sudah menemukan lebih dari 20 kendaraan curian. Selama ini, ada 27 laporan kehilangan kendaraan yang sudah disampaikan ke keduanya agar dibantu mencari. ”Mereka ikut membantu,” paparnya. (sam/idr/tyo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: