Bertahan 2 Tahun, Satu Pohon Bisa Tiga Warna

Bertahan 2 Tahun, Satu Pohon Bisa Tiga Warna

  Bagi sebagian orang, cabai bukan hanya soal pedas dan harganya yang kini mahal. Tanaman cabai juga bisa menjadi hiasan yang menawan. JAMAL SUTEJA, Cirebon  SUASANA hijau memanjakan mata saat memasuki area lokasi kebun kecil milik Eko Pamuji. Warga Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu sudah tiga tahun terakhir membudidayakan cabai hias di lahan agrobisnis miliknya. Eko memang punya hobi menanam, ditularkan dari sang ibu. Sejak kecil dia sudah melihat cara menanam tanaman hias. Jadilah saat ini Eko sebagai petani agrobisnis. Mulai dari tanaman herbal, holtikultura, hingga tanaman hias dengan berbagai macam varian. Eko mengatakan hanya tertarik menanam budidaya tanaman yang unik. Salah satunya cabai hias. Perkenalannya dengan cabai hias dimulai sejak tiga tahun lalu. Di Indonesia, kata dia, cabai hias sebenarnya sudah ramai sejak tahun 2006-an. Komunitas pehobi tanaman ini biasanya sharing di grup Facebook. Dari sanalah Eko mengenal dan mencoba menanam cabai hias. \"Awalnya saya coba jual beli bibit cabai hias. Tapi sekarang saya menjual tanaman cabai yang sudah berumur dua bulanan,\" ujarnya. Jenis benih cabainya macam-macam. Kebanyakan barang impor. Lalu dibudidayakan di Indonesia. Ada 75 jenis cabai hias. Di antaranya jenis candle light yang berbentuk seperti cahaya lilin. Ada juga black coffe, crown bishop yang menyerupai lonceng, bolivian, dan lainnya. \"Dulu saya punya banyak varian, tapi sekarang hanya ada tiga jenis yaitu crown bishop, candle light dan bolivian,\" katanya kepada Radar. Nah untuk jenis bolivian, dalam satu pohon cabai bisa memiliki tiga warna buah cabai. Makanya untuk varian jenis ini disebut juga sebagai cabai pelangi. Ada warna ungu, kuning, dan merah. Eko mengatakan cabai jenis crown bishop dan juga bolivian biasanya hanya dijadikan hiasan. Sementara untuk jenis candle light bisa untuk dikonsumsi. “Kalau jenis crown bishop dan bolivian itu tidak pedas,\" ulasnya. Dari hobi itu, Eko bisa menjual 25 hingga 40 polybag per minggu untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dia tidak menjual bibit. Alasannya menjual bibit harganya bisa bersaing dengan yang lain. Pernah dia memposting di Facebook, harga bibit yang dianggap lebih murah. Hingga dirinya diprotes. Maka dari itu, dia lebih suka menjual tanaman cabai yang sudah siap berbuah. Lebih praktis dan murah, karena pembeli tinggal menunggu beberapa bulan untuk berbuah. Satu buah polybag cabai hias dia patok dengan harga Rp25ribu. “ Kalau saya biasanya posting jualan di media sosial, mau laku atau tidak, yang penting orang tertarik dulu. Ini kan pembelinya lebih segmented,\" tambahnya. Umur cabai hias ini cukup lama juga, bisa kuat dua tahun lebih. Bahkan di luar negeri, tanaman cabai hias ini juga bisa dijadikan bonsai. \"Sejauh ini rekor cabai hias yang saya tanam itu bisa kuat sampai dua setengah tahun,\" tukasnya. Agar tanaman cabai hias bisa terus berbuah, perlu juga perawatan khusus. Meskipun tidak terlalu sulit. Eko menjelaskan, untuk perawatan cabai hias mesti diperhatikan pemupukan dan juga penyiraman. Penyiraman bisa dilakukan pagi dan sore hari apabila musim kemarau. Sementara jika hujan cukup satu kali penyiraman. Biasanya, cabeai hias juga bisa terserang hama. Umumnya, hama kutu putih. Ada antisipasi agar tidak terkena hama dengan melakukan penyemprotan pestisida dan taurus. \"Kalau mau bikin sendiri juga bisa. Saya biasanya bikin dari abu obat nyamuk, lalu dikasih air dan cairan sunlight. Aman,\" pungkas pria 29 tahun itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: