Jelang Mudik, Masih Banyak Pak Ogah yang Turun Atur Kendaraan

Jelang Mudik, Masih Banyak Pak Ogah yang Turun Atur Kendaraan

CIREBON- Arus mudik Lebaran segera tiba. Cirebon adalah titik utama pertemuan kendaraan dari arah Jakarta atau kota lainnya yang hendak menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejumlah persiapan sudah dilakukan, walau masih ada masalah. Salah satunya lampu lalu lintas pada exit Tol Kanci yang tak berfungsi. Tak ada polisi di lokasi itu, hanya ada pak ogah yang bertugas mengatur arus kendaraan. Tidak hanya di jalur Pantura, jalur dalam kota juga masih kacau tanpa pengawasan petugas terkait. Salah satu yang terpantau cukup parah kemarin adalah Kalitanjung, Kota Cirebon. Para pengendara yang melintasi kawasan itu saling berebut jalur. Parahnya, yang bertugas mengatur lalu lintas kendaraan yang cukup ramai itu adalah para pak ogah. Kondisi itu terjadi sekitar pukul 16.00 hingga jelang waktu berbuka puasa. Warga kesal dengan kondisi itu. Sejumlah pihak bahkan menelepon ke redaksi Radar Cirebon dan meminta agar kondisi itu diungkap ke publik. “Tolong dong ditulis nih. Lalu lintas yang begini parah di Kalitanjung, yang ngatur kendaraan malah pak ogah. Petugasnya pada ke mana,” ujar seorang warga melalui sambungan telepon ke meja redaksi. Sementara itu, salah satu titik masalah lainnya adalah Pasar Sandang Tegalgubug. Kemarin, di jalur depan Pasar Tegalgubug sempat terjadi kemacetan panjang hingga 5 kilometer. Hal itu lantaran banyak warga sekitar dan luar kota yang berdatangan ke pasar untuk membeli pakaian. “Terjadi pukul 08.00 hingga pukul 11.00. Kami benar-benar ekstra mengatur lalu lintas agar tidak mengalami kepadatan yang cukup tinggi,” kata Kanit Lantas Polsek Arjawinangun Iptu Suwito. Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Pasar Tegalgubug akan ditutup total pada H-4. \"Dua tiga kali lewat sini selalu berhenti waktu hari pasaran. Saya sudah telepon Kakorlantas dan beliau bilang H-4 pasar akan ditutup. Sampai kapannya, nanti mengikuti H plus sekian,\" katanya, baru-baru ini. Basuki menjelaskan, jika pasar terus dibiarkan buka saat musim mudik tiba, pemudik akan tersendat memasuki kawasan tersebut sehingga perjalanannya menjadi tidak nyaman. Padahal, kata Basuki, jalur arteri Pantura ini merupakan jalur mudik utama yang akan mendampingi jalan tol. \"Jalan Pantura ini bukan sekadar jalan alternatif. Ini juga menjadi jalan utama. Ada dua lajur arteri dan dua lajur tol untuk mudik,\" terangnya. Kondisi kemacetan akibat Pasar Tegalgubug itu cukup parah. Terutama saat hari pasaran tiba. Pasar dengan 6.000 pedagang itu kerap memakan badan jalan. Berasarkan pantauan, tidak sedikit pedagang yang berjualan di bahu jalan dan memarkir kendaraan mereka di badan jalan. Dengan kondisi seperti itu, dua lajur jalan yang harusnya bisa dimanfaatkan terpaksa berkurang satu. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, pihak kepolisian membuat rekayasa lalu lintas contraflow dengan mengambil lajur seberang untuk bisa dilewati pengguna jalan. Demi kenyamanan para pemudik, Basuki memastikan bahwa pasar tersebut akan ditutup total pada H-4 Lebaran atau Rabu (21/6). Itu artinya bahwa pada H-4, tidak akan ada lagi aktivitas perdagangan di pasar seluas lebih dari 30 hektare itu. Terpisah, Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra mengatakan, akan segera menutup semua putaran balik (u-turn) di sepanjang jalur pantura, mulai dari barat hingga timur Cirebon. “Semua u-turn yang berpotensi mengganggu arus mudik, akan kita tutup,” tandas kapolres. Tapi, sambung kapolres, penutupan u-turn tidak secara permanen. “Pada jam-jam tertentu sesuai dengan volume kendaraan. Jika volume kendaraan berkurang, maka dibuka untuk arus lalu lintas masyarakat lokal. Dengan sistem buka tutup, kita bisa mengurai kepadatan kendaraan,” ujar kapolres. (red/arn/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: