Harga Naik, Petambak Ikan Lele Indramayu Semringah

Harga Naik, Petambak Ikan Lele Indramayu Semringah

INDRAMAYU-Ramadan sampai pasca Lebaran tahun ini, menjadi bulan penuh berkah bagi para petambak ikan lele di wilayah pesisir pantura Kecamatan Kandanghaur. Mereka semringah, lantaran harga ikan lele mengalami kenaikan, seiring stabilnya produksi. Untuk harga jual ikan lele di tingkat petani, mencapai Rp17 ribu/kg. Harga yang cukup lumayan dibanding sebelumnya yang di bawah Rp15 ribu/kg. “Produksi stabil, harga naik. Sampai pasca Lebaran ini, harganya masih bagus Rp17 ribu sekilo,” sebut Kuwu Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur Toto kepada Radar. Desa Karanganyar, memang menjadi sentra petambak ikan lele. Mayoritas hasil panen ikan Lele di wilayah tersebut dipasarkan ke daerah Jabodetabek. Petambak lainnya, Agung menambahkan, saat bulan puasa, tingginya permintaan terdorong oleh naiknya harga daging sapi dan ayam di pasaran. Sehingga, konsumsi ikan lele meningkat meskipun tidak terlalu tinggi. “Ikan lele kan bukan bahan lauk pauk utama, beda dengan daging ayam maupun sapi. Tapi karena dua komoditas daging itu saat Ramadan harganya melonjak, ada imbasnya juga ke ikan lele. Agak naik sedikit,” katanya. Namun demikian, memasuki musim kemarau saat ini, petambak ikan lele berencana untuk menghentikan sementara produksinya. Rencana ini dilakukan apabila pasokan air tawar berkurang, atau bahkan tidak ada sama sekali. “Sebenarnya bisa dengan cara melakukan pengeboran. Tapi butuh biaya yang tidak sedikit. Terus belum tentu menuai hasil memuaskan. Karena lokasinya berada di wilayah pesisir pantai, air bor yang keluar biasanya berasa asin,” ucapnya. Selain itu, musim kemarau juga rawan terhadap ancaman penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang dikenal dengan moncong putih. Penyakit ini disebabkan karena gesekan antar mulut ikan lele lantaran debit air empang terus menyusut, seiring berkurangnya air kolam. Di musim kemarau, petambak lele memang tidak bisa melakukan rotasi atau pergantian air di empang masing-masing, yang selama ini mengandalkan suplai dari air hujan. Petambak tidak mengandalkan air sungai yang saat musim kemarau, telah tercampur air laut, sehingga dapat mematikan lele. “Itulah sebabnya kenapa banyak sawah disulap menjadi empang lele. Pasokan airnya gak ada, hanya mengandalkan air hujan,” tandas Agung. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: