Jarang Ada Polisi, Pertigaan Majasem Titik Macet Baru

Jarang Ada Polisi, Pertigaan Majasem Titik Macet Baru

CIREBON  – Simpang tiga Jl PerjuanganJl Kalitanjung menjadi simpul kemacetan baru. Pergerakan kendaraan dari Kota Cirebon menuju Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, menjadi penyebabnya. Sayangnya, lokasi ini luput dari pengamatan kepolisian maupun Dinas Perhubungan. Pantauan Radar, Senin dan Selasa (24-25/7), kemacetan mengular hingga Panorama Residence Jl Perjuangan. Untuk Jl Kalitanjung, ujung kendaraan yang terjebak macet berada di depan RS Budi Asta. Sedangkan dari arah Sumber, kendaraan mengular hingga jembatan tol Desa/Kecamatan Talun. “Jarang ada polisi. Kalau sore lalu lintas di sini kacau, kalau ada polisi sih biasanya nggak separah ini,” ujar salah seorang warga setempat, Iing (40), kepada Radar. Menurut dia, kemacetan diperparah dengan angkot yang sering berhenti menunggu penumpang di pertigaan itu. Belum lagi kendaraan orang tua siswa yang parkir di depan sekolah. Selama ini polisi hanya dua kali dalam satu pekan berjaga di lokasi. Tapi seringkali bukan saat terjadi kemacetan ”horor” seperti dua hari terakhir. Padahal, puncak kemacetan di kawasan itu terjadi sekitar pukul 16.00 atau jam pulang kantor. Dari pengamatan Radar, penyebab lain kemacetan adalah kendaraan yang tidak mau mengalah. Seringkali lampu lalu lintas berwarna merah, tapi mereka tetap melaju. Pemandangan ini sempat terjadi, Senin (24/7). Seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cirebon sampai berinisiatif menghentikan sepeda motornya. Melihat situasi yang kacau, ia turun mengatur lalu lintas. Tak berapa lama kemudian datang anggota Polres Cirebon Kota yang datang membantu. Sayangnya, persoalan ini sepertinya bakal berlangsung lama. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon belum punya solusi untuk rekayasa arus lalu lintas. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub, Syahroni ATD mengatakan, ada persoalan kewenangan di kawasan itu. Secara normatif Jalan Pelandakan adalah jalan nasional dan Kalitanjung adalah jalan provinsi. Sehingga untuk melakukan sebuah rekayasa lalu linta dari dishub diperlukan koordinasi kepada kedua pihak terkait. \"Harus ada koordinasi terlebih dahulu kepada kementerian dan kepolisian, karena status bukan milik kota sepenuhnya,\" jelas dia. Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Linta Polres Cirebon Kota, AKP Galih Bayu Raditya mengungkapkan, kepadatan di Jalan Pelandakan disebabkan perilaku pengendara yang tidak sadar hukum. Tidak hanya itu, angkutan umum juga kerap berhenti lama menunggu penumpang. Tapi ia menyangkal kemacetan yang terjadi dalam taraf yang parah. “Memang mengalami kepadatan, namun tidak sampai mengakibatkan kemacatan yang cukup parah,” tuturnya. Galih mengaku, sudah memerintahkan personelnya untuk turun ke lapangan mengatur lalu lintas sore dan pagi hari. Tetapi, dalam beberapa hari terakhir kondisi kepadatan memang di luar kebiasaan. Faktor penyebabnya ialah traffic light yang tidak berfungsi. “Waktu itu memang karena traffic light-nya tidak berfungsi. Tapi kami sudah berkoordinasi dengan Dishub Kota Cirebon untuk segera  melakukan perbaikan,” katanya. Ia juga memerintahkan personel untuk menertibkan angkutan umum yang berhenti sembarangan. Kalaupun menunggu penumpang, disarankan untuk tidak berhenti di tikungan pertigaan. Apalagi tikungan dari arah Sumber ke Jl Perjuangan posisinya cukup tajam dan manuver kendaraan seringkali terganggu karena adanya angkot. “Saya harap ada kerjasama dari masyarakat, sopir angkot dan pengendara. Kalau kita tertib, kita bisa mengurangi kemacetan di situ,” tandasnya. (apr/arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: