Lewat 17 Desember, Kontrak Proyek Fisik di Kabupaten Cirebon Putus

Lewat 17 Desember, Kontrak Proyek Fisik di Kabupaten Cirebon Putus

CIREBON - Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra memerintahkan agar seluruh proyek pembangunan yang saat ini masih menyisakan pengerjaan fisik, agar pengerjaannya dikebut, jika perlu dilembur. Hal tersebut disampaikan Sunjaya di sela kunjungan kerja safari pembangunan ke RSUD Waled, Rabu (6/12). Menurutnya, 17 Desember 2017 menjadi batas waktu terakhir waktu pembangunan proyek fisik di Kabupaten Cirebon. “Dari beberapa lokasi yang saya kunjungi seperti Greged, Karangwareng, Pabedilan dan Losari, umumnya pengerjaan sudah 90 persen lebih. Artinya, kesiapan rekanan atau kontraktor sudah sangat bagus. Bagi kontraktor yang belum selesai, supaya sisa pekerjaan dilembur agar selesai sesuai target dan tidak ada permasalahan lagi,” ujarnya. Kondisi tersebeut menurut Sunjaya, karena pada tahun 2018 nanti, pemerintah Kabupaten tidak menganggarkan dana untuk proyek pembangunan fisik yang saat ini sedang dikerjakan. “Kita 2018 tidak menganggarkan, karena pekerjaan ini sudah kita hitung dan harus diselesaikan. Kalau tidak selesai sayang sekali, anggarannya tidak terserap. Karena paling tidak, harus menunggu dua tahun lagi atau paling cepat di ABT 2018,” imbuhnya. Namun menurut Sunjaya, pada ABT 2018, proyek atau pembangunan fisik sangat kecil kemungkinan untuk dilaksanakan. Pasalnya, durasi waktu yang pendek tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pembangunan fisik sangat sulit. “Secara umum tidak ada ditemukan pekerjaan yang menjadi catatan dari safari pembangunan kali ini, karena rata-rata pekerjaan sudah diatas 90 persen,”tuturnya. Namun demikian, pemkab tidak segan-segan akan memutus kontrak pengembang atau pelaksana proyek jika ditemukan pekerjaan yang saat ini hanya mencapai 70 persen. “Kalau masih 70 persen, itu tidak akan terkejar, sampai deadline pun paling maksimal hanya bertambah 10 persen, otomatis akan terjadi pemutusan kontrak, akhirnya kan bermasalah, uang atau anggaran tersebut tidak bisa terserap pada 2017 dan pada 2018 tidak dianggarkan, ini dikhawatirkan mempengaruhi pelayanan,” bebernya. Untuk proyek pembangunan yang menyedot anggaran paling besar menurut Sunjaya, ada pada pembangunan Sport Centre yang pada tahun ini dianggarkan hingga Rp50 miliar. “Kalau proyek pembangunan terbesar di Kabupaten ada di Sport Centre, sisanya ada juga di tempat lain yang besarannya Rp23 miliar, ada yang 17 miliar dan Rp10 miliar,” ungkapnya. Terpisah, Direktur RSUD Waled, Budi Setiawan Soenjaya mengatakan, untuk proyek pembangunan IGD RSUD Waled progresnya sudah masuk tahap finishing. Targetnya, jika melihat fisik bangunan, maka pada awal tahun bangunan tersebut sudah bisa langsung dioperasikan. “Ini sudah hampir selesai, progresnya sudah di atas 90 persen. Bisa kita lihat bersama, prosesnya hanya tinggal finishing saja, IGD ini dibangun dengan anggaran Rp 4,7 miliar,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: