Pelti Cirebon Menatap Porda Jabar XIII/2018 Tanpa Beban
CIREBON–Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Kota Cirebon menatap Porda Jabar XIII/2018 tanpa beban berat. Di samping tak mematok target tinggi. Hasil dari Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang digelar di Kabupaten Ciamis, belum lama ini, cukup menggembirakan. Pelti membawa pulang dua medali perunggu dari ajang test event Porda Jabar XIII/2018 tersebut. Capaian itu, menurut Sekretaris Umum Pelti Kota Cirebon Drs H Edi Hadiyat, sudah cukup memuaskan. “Anak-anak kami menunjukan performa maksimal. Persaingan di empat besar memang tidak mudah. Kami bersyukur bisa sampai ke level itu,” katanya. Anak-anak Kota Udang yang turun pada nomor beregu putra dan putri memang menghadapi lawan yang tidak mudah di babak semifinal. Tim putri menghadapi Kabupaten Bogor. Selain unggulan pertama, Kabupaten Bogor merupakan tuan rumah Porda 2018 dan sudah mempersiapkan atlet dengan maksimal. Sedangkan tim putra, melawan tuan rumah Kabupaten Ciamis di fase empat besar tersebut. Menurut Edi, Bogor dan Ciamis diperkuat sejumlah Petenis eks PON 2016. “Sangat tidak mudah menghadapi lawan yang diperkuat petenis yang berpengalaman di tingkat nasional. Secara level permainan pun sudah berbeda,” terangnya. “Dari segi teknis, sebetulnya atlet kami pun bisa mengimbangi. Tapi ketahanan fisik, stamina dan power kita kalah. Itu karena pola latihan yang berbeda. Atlet dari tim elit seperti Bogor, Bandung dan lainnya memang dipersiapkan secara khusus untuk selalu menghadapi kejuaraan,” tuturnya. Di kejurda, Pelti menurunkan Ismi Afifah, Atiqaah Mutia Indah dan Shelma Revahia Dinia Lubina di sektor putri, serta Prastia Safrudin, M Fikri mulyana, Asep Sunandar dan Bregastya Safrudin di sektor putra. Namun demikian, menurut Edi, anggota tim proyeksi Porda tersebut masih bisa berubah. Artinya, Pelti masih membuka peluang bagi petenis potensial Kota Udang lainnya untu bergabung. Pelti sendiri masih akan melakukan seleksi. “Seleksi tetap berjalan. Jadi ada promosi dan degradasi. Kemungkinan untuk mengubah materi pemain masih terbuka lebar,” bebernya. Kendati demikian, Pelti enggan membuang banyak anggaran dengan merekrut petenis dari luar daerah. Menurut Edi, itu hanya pemborosan. “Biaya untuk rekrutmen atlet dari luar daerah itu mahal. Lebih baik dananya untuk pembinaan,” pungkasnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: