WTC Mulai Siaga Banjir

WTC Mulai Siaga Banjir

Dua Pekan, 12 Hektare Tanaman Padi Terendam GEBANG- Musim hujan tidak selalu membawa berkah bagi para petani. Seperti yang terjadi di Desa Melakasari dan Desa Playangan, Kecamatan Gebang. Sudah dua pekan ini tanaman padi di dua desa itu terendam akibat curah hujan yang mulai tinggi. Buruknya saluran air, membuat genangan air sulit keluar dari area yang ditanami padi. Luas sawah yang terendam, terbanyak di Desa Melakasari yakni lebih dari 10 hektare. Sedangkan yang terendam di Desa Playangan hanya 2 hektare. Salah satu petani, Casma, mengaku kesulitan untuk mengatasi banjir tersebut. Dia hanya meminta agar Pemerintah Kabupaten Cirebon segera menanggulangi permasalahan itu. “Nggak tau bagaimana ini, tanaman ini sudah ditanam semua Mas. Ya lihat saja, sudah kaya pemancingan ikan. Itu tanaman pada tenggelam semua. Pemerintah cepat beresin banjir ini supaya saya nggak rugi terus,” ujar Casma. Petani lainnya, Redi, mengatakan sudah sekitar dua minggu ini tanaman padi yang belum lama ini disemainya terendam banjir. Saluran pembuang air yang tersumbat, kata Redi, menjadi penyebab utama kejadian itu. Dia mempediksi hasil yang diperoleh nanti (panen) juga berkurang. Kalau terus terendam, maka 1 hektare hanya bisa menghasilkan sekitar enam kuintal. Padahal apabila tidak banjir, dalam satu hektare bisa menghasilkan sekitar tiga ton. “Dari situ saja sudah bisa diprediksi kerugian akibat tergenangnya sawah-sawah kami,” kata Redi. Secara terpisah, Kepala Urusan Ekonomi Pembangunan (Kaur Ekbang) Desa Melakasari, Suparto, menjelaskan, selain tersumbatnya saluran air yang menuju kali, faktor lainnya adalah adanya air pasang yang terlalu tinggi di pembuangan terakhir. Faktor lainnya adalah arah muara di Sungai Bledek tak pernah dikuras. Sehingga terjadi penumpukkan karena banyaknya lumpur serta sampah. “Sungai itu sudah lama nggak dikuras. Kami minta Dinas PSDAP Kabupaten Cirebon segera lakukan pembenahan,” ujar Suparto. Sementara itu, waspada banjir kini sudah dilakukan oleh pemcam Losari dengan membuat posko penanggulangan bencana alam. Camat Losari Drs R Kaenudin mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan seluruh stakeholder di Kecamatan Losari, mulai dari Polsek, Koramil, Desa, Karang Taruna dan unsur masyarakat lainnya guna menyosialisasikan pembentukan satuan tugas (satgas) penanganan bencana alam. Tim ini akan bekerja untuk melakukan pemantauan lapangan dan pengumpulan data soal debit air Sungai Cisanggarung. Kemudian, data itu dikirimkan ke posko bencana lalu disebarluaskan ke desa-desa yang berpotensi terkena bencana banjir. “Mereka akan terus berkoordinasi dengan tim satgas yang di wilayah hulu seperti Ciledug dan Pabedilan,” terangnya. Diakui, Kecamatan Losari adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang rawan terkena bencana banjir. Itu karena hampir sebagaian besar letak geografis desa-desanya berada di pinggiran Sungai Cisanggarung, seperti Desa Barisan, Astanalanggar, Kalirahayu, Kalisari dan Tawangsari. “Potensi yang cukup besar adalah Tawangsari dan Kalisari, karena antara bibir tanggul dengan pemukiman masyarakat sangat dekat,” ucapnya. Walaupun demikian, wilayah Losari tidak mirip dengan daerah-daerah di Kecamatan Gunung Jati dan Suranenggala, apabila terkena banjir, lama surutnya. Di wilayah Kecamatan Losari tergolong wilayah yang tidak lama-lama apabila terkena bencana banjir. Sebab, kontur tanahnya masih mampu menyerap air dengan cepat, sehingga apabila malam terkena banjir, sore hari sudah surut asalkan debit sungai sudah mulai turun. “Yang dirugikan tambak bandeng dan lahan pertanian. Sementara untuk penyakit pascabanjir jarang, karena airnya cepat surut,” katanya, seraya berharap tahun ini wilayah Losari dijauhkan dari bencana tersebut. (den/jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: