Hari Ini, Syekh As-Shobuni Beri Semangat Dakwah

Hari Ini, Syekh As-Shobuni Beri Semangat Dakwah

KEJAKSAN - Ulama international yang juga imam ahlus sunnah wal jama’ah asal Makkah, Syeikh Muhammad Ali As-Shobuni, ingin menularkan semangat dakwah kepada alim ulama di wilayah III Cirebon dan kota-kota sekitar. Perjalanannya kali ini di beberapa kota di Asia Tenggara. Kota Cirebon, diberikan hadiah menjadi tuan rumah kegiatan guru dari almarhum Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki itu. Penanggung jawab acara, Habib Muhammad Quraisy Baharun mengatakan, tujuan Syekh As-Shobuni berkunjung ke Cirebon, untuk memberikan dakwah pada ulama di wilayah III Cirebon dan sekitarnya, agar kembali ingat kepada tujuan yang digariskan Nabi Muhammad SAW dalam perjuangan Islam. Sebagai seorang dai, ulama, dan tokoh international, keilmuan Syekh As-Shobuni sangat mumpuni dan diakui dunia. “Beliau meminta ulama untuk konsekuen dan konsisten dalam berdakwah. Hal ini berakibat positif, yaitu terbinanya umat dengan baik,” ujarnya kepada Radar di Masjid raya At-Taqwa, Jumat (11/1). Dalam safari dakwah ke wilayah Asia Tenggara, Syekh As-Shobuni selalu mengingatkan agar umat Islam kembali kepada akidah ahlus sunnah wal jama’ah. Saat ini, Syekh As-Shobuni menilai ada banyak perpindahan dan masuknya akidah yang bertantangan dengan ahlus sunnah wal jama’ah. Atau, akidah yang mengatasnamakan ahlus sunnah wal jama’ah, namun dalam praktik terkesan radikal dan ada beberapa penyimpangan maupun pemutarbalikkan fakta yang sengaja disampaikan dalam dakwah mereka. “Ini perlu diwaspadai. Kehadiran beliau ke sini untuk memberikan masukan terkait dakwah syiar Islam,” terangnya. Habib Quraisy memandang secara umum, usia Syekh As-Shobuni sudah memasuki 84 tahun. Usia yang cukup lanjut untuk usia saat ini. Karena itu, Habib Quraisy berharap dan berdoa, kunjungan Guru Besar Tafsir Alquran itu ke Indonesia, bukan kunjungan terakhir. Meskipun demikian, jika kunjungan ini terakhir, berharap besar kedatangan beliau memberikan pencerahan dan manfaat sebesar-besarnya kepada agama dan bangsa Indonesia. Dunia mengakui kapasitas dan kualitas Syekh As-Shobuni sebagai ahli tafsir Alquran kelas international. Karena itu, lanjut dia, kehadiran ulama kelahiran Syiria itu, harus dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. Menurut Pengasuh Ponpes As-Shidqu Sampora Cilimus Kuningan, para ulama dunia mengetahui dan mengakui kualitas Syekh As-Shobuni. Karena itu, Syekh sering diundang dalam kegiatan ilmiah sebagai narasumber dunia. Habib Quraisy tidak menampik, saat ini Syekh As-Shobuni menjadi salah satu dan mungkin satu-satunya ulama ahli tafsir di dunia yang masih tersisa. Bahkan, pengakuan datang dari guru Habib Quraisy di Makkah, yakni almarhum Prof Dr Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki. Sayid Maliki, mengakui dan menjadikan Syekh As-Shobuni sebagai guru. “Pengakuan itu cukup sebagai pentasbihan beliau di mata para ulama,” ucapnya diplomatis. Ketua panitia pelaksana, H Abdurahman mengatakan, Syekh As-Shobuni akan mengadakan dua kali acara. Satu khusus untuk para ulama. Kedua terbuka untuk umum. Sabtu pagi (12/1) sekitar pukul 09.00-12.00 WIB, Syekh As-Shobuni akan mengadakan multaqoh (seminar) bersama 500 ulama dari wilayah III Cirebon, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Brebes, Tegal, Pekalongan, dan Subang. “Kegiatannya seperti seminar international. Insya Allah akan ada pula ijazah kitab di multaqoh tersebut,” bebernya. Abdurahman mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan ijazah kitab akan dilakukan pula pada acara kedua yang digelar di masjid At-Taqwa. Diterangkan, acara kedua akan dimulai pada Sabtu malam sekitar pukul 19.30 sampai sekitar pukul 23.00 WIB. “Kami berharap semua kitab diijazahkan beliau,” harapnya. Abdurahman memaparkan rencana kegiatan pada Sabtu (hari ini, red). Pukul 10.00, Syekh As-Shobuni bersama putranya Syekh Ahmad dan penerjemah Habib Thohir dari Tegal, akan naik ke podium ukuran delapan meter dengan tiga sofa. “Satu untuk beliau, satu untuk putera beliau, dan satu untuk penerjemah,” terangnya. Setelah orasi sekitar 30 menit, beliau akan membuka sesi tanya jawab. Agar lebih fokus dan tertib, pertanyaan diajukan secara tertulis. “Jam 11.30 ditargetkan selesai, maksimal zuhur,” ujarnya. Setelah seminar selesai, akan ada ramah tamah dan dilanjutkan dengan ijazah kitab karangan beliau. “Insya Allah termasuk syarah Al-Bukhori (komentar terhadap kitab hadis yang jadi pegangan dunia). Malam harinya, setelah salat Isya, dilakukan pembacaan Shimtud-Duror. Di depan mimbar pengimaman, dipasang podium setinggi 40 cm untuk beliau menyampaikan ceramah. “Acara di masjid untuk umum. Silakan datang ke masjid At-Taqwa pada Sabtu malam (malam minggu, red) bakda Isya,” ajaknya. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: