Air Naik dengan Cepat
Sungai Kriyan Meluap, Rumah Warga di Dua Kecamatan Terendam BANJIR melanda kawasan Kota Cirebon, Minggu (27/1). Beberapa titik di Kecamatan Kesambi dan Pekalipan terendam air mulai setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa. Banjir merendam rumah warga di kawasan Jalan P Drajat, Pulobaru, Sucimanah, dan Karang Anyar Jagasatru, sekitar pukul 19.00 WIB. Kelas-kelas di SDN Pegajahan juga tak luput dari terjangan banjir. Banjir di kawasan Jalan P Drajat datang secara tiba-tiba. Rumah warga yang ada di sekitar bantaran Sungai Suba (biasa dikenal dengan sebutan Sungai Kriyan), mulai dimasuki air sungai yang meluap jelang azan Isya berkumandang. Menurut Supi (39), warga Kelurahan Drajat RW 01, air sungai naik dengan cepat sehingga ia dan keluarga kaget. Rumahnya yang berjarak sekitar tujuh meter dari bibir sungai terendam air setinggi lutut orang dewasa. Menyebabkan barang-barang yang ada di rumahnya terendam luapan air sungai. \"Di pinggir kali itu sebenarnya ada tanggul. Namun sering merembes. Bila melihat kejadian tahun lalu, air biasanya tidak meluap sampai ke rumah. Baru kali ini air sungai meluap sampai ke rumah saya,\" tuturnya kepada wartawan koran ini, tadi malam (27/1). Supi yang sehari-hari bertugas sebagai staf sekuriti rumah wali kota, meminta agar kejadian ini menjadi kajian pemerintah ke depan. Sebab bisa jadi akan terulang lagi di tahun mendatang. Supi memprediksi penyebab banjir berasal dari hulu sungai. \"Ini kan air meluap dengan cepat. Diperkirakan air ini kiriman dari hulu sungai di gunung Ciremai. Kalau di Cirebon hujan, enggak bakal air meluap tiba-tiba,\" katanya. Marjuki, warga RW 09 Kelurahan Drajat mengakui hal yang sama. Ia dan isterinya hendak mengambil air wudu untuk melaksanakan salat Isya, namun air sungai tiba-tiba masuk ke rumah dengan cepat. Menurut Marjuki, banjir terjadi juga karena ulah masayarakat yang banyak membuang sampah sembarangan ke kali. \"Warga suka membuang sampah ke kali,\" ucapnya. Tak ada korban jiwa dalam bencana banjir ini. Namun warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Lebih dari itu, kewaspadaan juga diperlukan untuk mengungsikan barang-barang di rumah. Tampak sejumlah warga saling tolong-menolong memberikan tempat untuk pengungsian. Salah satu warga Karang Anyar, Juju mengatakan, selama ini daerahnya memang sering terkena banjir, namun tidak terlalu parah. Tapi tahun ini, banjir yang melanda cukup parah. “Biasanya memang banjir, tapi tidak separah ini,” jelasnya. Diduga, banjir disebabkan saluran air yang tidak lancer, dan meluapnya kali yang ada di sekitar tempat tinggal warga. Warga Pulobaru, Ani (40) menyebutkan, banjir baru kembali melanda daerahnya. Banjir setinggi pinggang orang dewasa itu cukup merepotkan warga, karena sejumlah warga memilih untuk mengungsi di depan rumah. “Baru banjir lagi setelah puluhan tahun tidak banjir,” ujarnya. Ditanya penyebab banjir, Ani menjelaskan, diduga banjir terjadi karena adanya pembangunan double track kereta api, sehingga menyebabkan aliran sungai terganggu. “Katanya karena pembangunan double track itu, tapi tidak tahu pastinya bagaimana,” katanya. Pantauan Radar, sekitar pukul 23.00 WIB, banjir seperti di Karang Anyar Jagasatru tampak sudah mulai surut. WALI KOTA MINTA WARGA WASPADA Mengetahui sebagian Kota Cirebon dikepung banjir, Wali Kota Cirebon Subardi SPd langsung melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi banjir. Di temui di sekitar Jagasatru, wali kota dua periode ini meminta warga baik yang berada di lokasi banjir ataupun tidak untuk lebih waspada. “Bencana banjir ini tidaklah diinginkan. Saya minta masyarakat untuk waspada terlebih dahulu, baik yang terkena titik banjir ataupun yang tidak terkena,” imbaunya. Dia menegaskan pihak pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) sudah menyiapkan personel Taruna Siaga Bencana atau Tagana di masing-masing lokasi banjir. Tidak hanya itu, dinas kesehatan juga sudah diturunkan. “Hingga saat ini belum ada korban jiwa, dan jangan sampai ada korban jiwa. Ini ada yang merupakan banjir kiriman, ada juga yang tidak,” jelas politisi PDIP itu. Ditemui ditempat yang sama, Kepala Dinsosnakertrans Drs M Korneli MSi mengungkapkan, pihaknya menurunkan sekitar 22 personel Tagana dalam musibah banjir yang melanda beberapa titik di Kota Cirebon. “Kami sudah menurunkan Tagana untuk antisipasi suasana tidak nyaman pasca bencana,” ucapnya. Senada, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Edy Sugiharto MKes mengatakan, pihaknya juga sudah langsung berkoordinasi dengan masing-masing puskesmas di setiap lokasi kejadian untuk siaga. Apabila ada warga yang sakit atau perlu ditangani dengan segera. Personel kesehatan pun sudah langsung disebar ke lokasi banjir, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. “Sudah kami turunkan 60 orang, tim siaga bencana dan sekarang sudah menyebar di Kesunean, Pegajahan, untuk menyiapkan logistik dan menangani masyarakat yang sakit,” tuturnya. (jml/kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: