Sunaryo Diplot Ganti Enggar
CIREBON - Mundurnya Enggartiasto Lukita dari Golkar, berimbas pada kosongnya kursi DPR RI dari fraksi Golkar. Tidak butuh waktu lama, DPP Golkar telah menetapkan pengganti politisi asal Cirebon itu. Adalah HR Sunaryo Adhiwardoyo MSi, nama yang telah diajukan DPP Golkar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggantikan kursi DPR RI yang ditinggalkan Enggartiasto Lukita. Enggar begitu sapaannya, memastikan diri untuk berpindah partai. Politisi yang lama bernaung di partai berlambang beringin itu, memilih untuk berganti haluan menjadi bagian dari Partai Nasdem besutan Surya Paloh. “Saya resmi mengundurkan diri Partai Golkar dan anggota DPR RI,” ujarnya kepada wartawan di hotel Apita Cirebon, Minggu (27/1). Menurutnya, perpindahan partai ini adalah hak politik setiap orang, termasuk dirinya. Atas sikap politiknya itu, kursi yang ditinggalkan Enggar harus diisi oleh kader dari Partai Golkar lainnya. Berdasarkan aturan tata tertib DPR RI, Fraksi Golkar dan DPP Golkar berhak mengajukan satu nama yang akan langsung menempati kursi Enggar di DPR RI. Saat dikonfirmasi, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Husni Kamil mengaku belum menerima surat terkait pergantian tersebut. Menurutnya, hingga saat ini KPU menunggu ajuan surat tersebut. “Kami belum menerimanya. Mungkin masih berproses,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Radar, Minggu (27/1). Terpisah, anggota DPR RI asal Cirebon, Tetty Kadi Bawono membenarkan kabar pergantian tersebut. Menurutnya, penggantinya bernama Sunaryo Adhiwardoyo. “Menurut informasi, pengganti Pak Enggar namanya Pak Naryo. Waktu pencalegan tahun 2009 lalu, nomor urutnya setelah saya,” terangnya kepada Radar, Minggu (27/1). Sementara, Sunaryo Adhiwardoyo membenarkan dirinya telah ditunjuk DPP Golkar untuk menggantikan keterwakilan Enggartiasto Lukita di DPR RI. Menurutnya, DPP Golkar sudah mengirimkan surat resmi kepada pimpinan DPR RI. Selanjutnya, pimpinan DPR menyampaikan nama anggota yang diberhentikan antarwaktu dan meminta nama calon pengganti antarwaktu kepada KPU. Selanjutnya, KPU menyampaikan nama calon PAW kepada pimpinan DPR paling lambat 5 (lima) hari sejak diterimanya surat pimpinan DPR. Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calon PAW dari KPU, pimpinan DPR menyampaikan nama anggota yang diberhentikan dan nama calon PAW kepada Presiden. Setelahnya, paling lambat 14 (empat belas) hari sejak menerima nama anggota yang diberhentikan dan nama calon PAW dari pimpinan DPR, Presiden meresmikan pemberhentian dan pengangkatannya dengan keputusan Presiden (keppres). “Paling lama, jika diakumulasi hanya satu bulan,” ucapnya kepada Radar melalui sambungan telepon di Jakarta, Minggu (27/1). Proses PAW, diatur jelas dalam tata tertib DPR RI. Karena itu, Sunaryo akan menunggu proses itu bergulir. Setelah diproses di KPU Pusat, ajuan PAW akan diproses di DPR RI. Setelahnya, kata Sunaryo, DPR akan mengajukan surat kepada Presiden RI untuk kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden (keppres). “Itu diatur dalam tatib DPR RI,” terangnya. Berdasarkan tatib DPR RI bab III, dalam Pasal 13 dimungkinkan adanya anggota DPR diberhentikan karena menjadi anggota partai politik lain. Hal ini menjadi landasan Enggar digantikan Sunaryo sebagai PAW. Sebagai kader Partai Golkar yang suaranya di bawah Enggar dan Tetty Kadi Bawono di Dapil Jabar VIII, Sunaryo berhak menjadi pengganti Enggar. Sebab, Tetty Kadi sudah menjadi anggota DPR sejak 2009 lalu. Hal ini diatur dalam pasal 14 tatib DPR RI. Masa jabatan anggota PAW, melanjutkan sisa masa jabatan anggota yang digantikannya. YAKIN NASDEM MENANG Terpisah, Enggar meyakini bergabungnya ke Nasdem adalah pilihan yang tepat. Dia juga optimis Nasdem akan menang di wilayah III Cirebon. Pihaknya juga menargetkan tiga kursi di wilayah yang masuk area Jawa Barat VIII ini. “Setidaknya, tiga kursi DPR RI dari wilayah Jabar VIII (delapan, red) bisa diraih,” ucapnya saat acara Nasdem di Hotel Apita Cirebon, Minggu (27/1). Secara nasional, kata politisi asli Cirebon itu, Nasdem menargetkan masuk tiga besar dari sepuluh partai yang telah lolos sebagai peserta pemilu. Ditegaskan, Enggar tidak akan kembali maju dalam kancah pencalonan legislatif nanti. Saat ini, bersama Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan, Enggar hanya berpikir untuk memenangkan Partai Nasdem dalam skala nasional. “Negara ini sarat dengan penderitaan. Bukan semata-mata ada orang jahat. Tetapi, karena ada orang baik yang tidak berbuat. Kita harus menjadi pelopor perubahan itu,” tukasnya. Enggar menyebutkan, secara pribadi dirinya ingin berbuat lebih baik dari apa yang sudah baik. Selama ini, dia merasa ruang untuk banyak berbuat terbuka lebar melalui Partai Nasdem. “Saya resmi mundur dari Partai Golkar dan anggota DPR RI,” ungkapnya. Meskipun tidak lagi menjabat sebagai wakil rakyat di parlemen, Enggar tetap akan berjuang dan peduli kepada Cirebon khususnya, Indonesia umumnya. Menurutnya, harapan dari masyarakat terhadap perubahan dan Partai Nasdem begitu tinggi. Terbukti dari sepuluh partai yang lolos sebagai kontestan Pemilu 2014, hanya Partai Nasdem yang merupakan partai baru. “Itu bukti Nasdem dipercaya masyarakat,” simpulnya. Pada kesempatan itu, Enggar meminta maaf kepada seluruh konstituen yang telah memilihnya pada Pileg 2009 lalu. Jumlahnya, lebih dari 100 ribu orang. “Saya tetap akan berbuat. Partai Nasdem saat ditinggalkan beberapa kadernya, muncul kader lain bak air bah,” cetusnya. Sebagai partai terbuka, kata Enggar, Nasdem menerima seluruh pihak yang ingin bergabung. Bahkan, Enggar menyebut, di Cirebon, ada pengurus partai Golkar dan partai lainnya masuk ke Partai Nasdem. “Politik adalah pilihan,” ucapnya diplomatis. Kader Partai Nasdem Cirebon, Ety Herawati atau yang akrab disapa Eenk Charli mengatakan, dia memilih sikap politik dengan masuk menjadi kader Partai Nasdem. Sebagai perempuan yang aktif di berbagai organisasi, Eenk Charli merasa perlu untuk menyalurkan hasrat politiknya dalam berbuat yang terbaik bagi masyarakatIndonesia, khususnya bagi wilayah III Cirebon. GOLKAR TAK GENTAR Sementara Fungsionaris DPP Partai Golkar Drs H Ahmad Jahidin menegaskan, meloncatnya Enggar ke Nasdem, tidak akan berpengaruh besar kepada Partai Golkar. Pasalnya, pengaderan di Golkar sudah mumpuni, sehingga tidak akan kekurangan kader militan yang mempunyai loyalitas tinggi kepada partai. “Partai Golkar sudah banyak makan garam, tak akan takut ditinggalkan pemilih, karena masyarakat tetap merindukan kejayaan partai yang pernah berkuasa puluhan tahun di tanah air kita. Pemilu yang akan datang, Partai Golkar juga diprediksi akan kembali berjaya dan mampu menarik simpati masyarakat,\" terangnya. Meski banyak orang menganggap, dia akan pindah ke Partai Nasdem, namun mantan ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Indramayu itu tetap setia kepada partai yang selama ini membesarkan dirinya. Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Duddy J Sumarna juga yakin kepergian Enggar tak banyak berpengaruh bagi kekuatan Golkar di wilayah III Cirebon. Namun dia mengingatkan, agar jajaran pengurus Golkar melakukan antisipasi atas perpindahan kader yang lain mengikuti jejak Enggar. “Jangan berdiri di depan pintu (Partai Golkar, red), kalau mau masuk ya masuk kalau mau keluar ya keluar,” tegasnya. (ysf/dun/abd/cip)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: