Pecinan Kota Cirebon Ramai dari Pasar Pagi Hingga Kanoman
CIREBON-Kondisi wilayah pecinan sejak tahun 1910, dari mulai Pasar Pagi Karanggetas hingga Kanoman sudah mulai ramai. Namun, kini dengan adanya akulturasi dan juga banyaknya tempat keramaian baru, identitas wilayah itu sebagai kawasan pecinan perlahan mulai tenggelam. Ketua Makin Cirebon Teddy Setiawan menyebutkan, wilayah Kanoman menjadi titik kawasan pecinan yaang terbentuk sejak zaman dulu. Banyak pendatang asal Tiongkok mendirikan rumah di kawasan itu. Salah satu rumah singgah warga Tiongkok itu yang menjadi Klenteng Makin saat ini. Tak heran, masih banyak juga warga keturunan Tionghoa yang bermukim di daerah tersebut. Seiring dengan perjalanan waktu, etnis Tionghoa kemudian menyebar ke beberapa wilayah di Cirebon. “Ini karena ada akulturasi dengan warga pribumi, banyak yang menikah dengan warga pribumi. Sehingga sekarang sudah tidak bisa lagi membedakan warga keturunan dan Tionghoa,\" ujarnya. Pengamat Budaya Tionghoa Jeremy Huang bahkan menyebutkan Kawasan Pecinan dulu sangat hidup dan guyub. Terutama di wilayah Pasar Pagi hingga Kanoman. Di Pasar Pagi sejak tahun 1910,lanjut Jeremy, sudah ada masyarakat Tionghoa tinggal di sana dan membuka usaha. \"Dulu Pasar Pagi ramai, warga Tionghoa sama pribumi, selain Pasar Kanoman,\" katanya. Yang terkenal saat itu adalah kisah pasangan kwee kwan soen yang memiliki istri gadis Sunda asal Desa Pagundan Kab kuningan, bernama Arniti. Mereka kemudian mendirikan toko jamu nyonya idep yang terkenal. \"Kalau sekarang sih sudah tidak ada lagi, karena tidak ada yang melanjutkan,\" katanya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: