Kota Cirebon Protes, 2 Bulan Sampah Kabupaten Menumpuk di TPS Kawasan Bima
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) milik Pemkab Cirebon di kompleks Stadion Bima kelebihan “muatan”. Kemarin sampah meluber hingga ke jalan. Sekitar dua bulan ini tak diangkut. ================ PEMKOT Cirebon langsung protes ke Pemkab Cirebon. Berkirim surat, meminta agar sampah segera diangkut. Sampah itu mengganggu wajah kota. Mengganggu pemandangan. Belum lagi dampak negatif lainnya bagi masyarakat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon Abdullah Syukur turun langsung ke TPS itu kemarin. Dia mengaku mendapat laporan dari warga dan korlap yang sedang meninjau rutin TPS di Kota Cirebon untuk persiapan menghadapi Idul Fitri. Dari peninjauan itu, mereka terkejut. Sampah di TPS yang dikelola Pemkab Cirebon itu sudah sekitar dua bulan tak diangkut. \"TPS Bima itu kan ada dua. Ada yang punya kota, berlokasi belakang gedung fakultas kedokteran. Dan TPS milik Pemkab Cirebon di jalur jalan pintu masuk. Nah yang meluber itu yang punya Pemkab Cirebon,\" jelas Syukur kepada Radar Cirebon. Hal itu menjadi permasalahan bersama antara Pemkab Cirebon dan Pemkot Cirebon. Apalagi secara wilayah keberadaan TPS itu masuk wilayah kota. Tapi dibangun dan dikelola oleh Kabupaten Cirebon. \"Makanya kami meminta pihak kabupaten untuk segera menangani,\" ucapnya. Keberadaan TPS itu di pintu masuk Stadion Bima. Bagi Syukur, sampah meluber itu sangat mengganggu. Apalagi Pemkot Cirebon sedang giat-giatnya menata kawasan Bima. \"Kalau seperti ini, bagaimana. Belum lagi kita menghadapi lebaran. Biasanya volume sampah banyak. Banyak aktivitas, berimbas pada kenaikan volume sampah,\" bebernya. Syukur mengatakan Pemkot Cirebon sudah melayangkan surat ke Pemkab Cirebon terkait hal ini. Bahkan surat itu dikirim sejak dua minggu lalu. Isinya untuk segera membereskan tumpukan sampah di TPS Bima yang dikelola Kabupaten Cirebon. Sebab yang mendapatkan dampak langsung Kota Cirebon. Dirinya mengaku kerap dihujat oleh masyarakat terkait hal ini. Padahal dirinya tidak bisa berbuat banyak. Karena dilematis. Pasalnya, Kota Cirebon yang punya wilayah harus terdampak luberan sampah dari TPS yang dikelola oleh Kabupaten Cirebon. TPS tersebut juga banyak menampung sampah dari Kabupaten Cirebon. \"Ya dampaknya kepada kita semua. Harus segara ditangani. Kalau tidak segera ditangani akan bermasalah,\" ujarnya. Diakui Syukur pihaknya bukan tidak mau menangani hal ini. Akan tetapi kalau ditangani oleh Pemkot Cirebon, bisa menjadi permasalah di kemudian hari. \"Kalau kota yang angkut, nanti bisa temuan BPK. Akan dipertanyakan BBM siapa yang pakai, TPS-nya dari mana. Makanya kami minta kabupaten segera menyelesaikan persoalan ini. Dikhawatirkan menjadi preseden buruk bagi kota. Nanti orang membuang sampah ke kota semua dong,\" sesalnya. Sementara mengantisipasi sampah saat Idul Fitri, Syukur mengatakan pihaknya sudah menyiapkan personel dan armada serta kelengkapan BBM. Selama cuti bersama dan libur lebaran selama 12 hari, armada pengangkut sampah akan disiagakan. Dia berharap tidak ada lonjakan. Termasuk di TPA Kopiluhur juga pihaknya sudah menyiapkan semua armada. \"Armada tidak libur, personel kita siap, dengan keikhlasan dari teman-teman. Termasuk kita juga akan memonitoring. Karena sampah saat Idul Fitri rata-rata lonjakan malah bisa 30 persen kenaikan sampahnya,\" jelasnya. Di lokasi TPS, salah seorang petugas pemungut sampah bernama Solihin mengatakan sudah sekitar dua bulan terakhir sampah di TPS di pintu masuk Stadion Bima itu tak diangkut truk sampah. \"Sampahnya banyak dari kompleks perumahan. Sampai dari desa di sekitar Kecamatan Kedawung juga buang ke sini,\" ungkapnya kepada Radar, kemarin. Dikatakan dia, sampah di TPS tersebut memang ditarik oleh truk sampah milik Pemkab Cirebon. TPS itu sudah lama, sejak pertama kali dia bekerja sebagai penarik sampah di kompleks perumahan di sekitar kawasan Bima. Dia heran kenapa sampah-sampah itu tak diangkut dalam waktu yang cukup lama. \"Biasanya rutin dalam seminggu pasti ada yang ngangkut. Tapi dua bulan ini truk sampah jarang datang. Saya juga gak tahu kenapa bisa begitu,\" katanya. Pemkab Cirebon memang sedang menghadapi masalah serius soal sampah. Apalagi pada Kamis, 30 Mei 2018, tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Ciledug resmi ditutup. Ketika itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon Hermawan mengatakan Pemkab Cirebon sudah memiliki TPAS alternatif untuk sementara waktu akan diaktifkan sembari menunggu TPAS definitif. “Kita sudah ada TPAS alternatif. Sudah ada solusi untuk jangka pendek sembari menunggu yang definitif. Lokasinya berada di wilayah barat, tepatnya di Kecamatan Gegesik,” ujar Hermawan. TPAS alternatif otomatis beroperasi ketika TPAS Ciledug ditutup. “Luas lahannya sekitar 0,8 hektare. Kita ada 16 armada pengangkut sampah setiap harinya. Rata-rata dua kali ritasi per armada. Sehingga, dalam sehari ada 32 armada yang masuk. Kalau satu truk isi 6 kubik, berarti total sampah kita sehari ada sekitar 192 meter kubik yang kita tangani,” imbuhnya. (jml/dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: