Usai Salat Jumat, Warga Gebang Kompak Sisir Warem

Usai Salat Jumat, Warga Gebang Kompak Sisir Warem

CIREBON – Puluhan warag Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten cirebon, menyisir sejumlah warung remang-remang (warem) dan rumah yang diduga dijadikan lokasi bisnis esek-esek di wilayah desa tersebut Jumat (6/7) siang. Dengan berjalan kaki, puluhan warga “ngontrog” satu persatu rumah dan warung yang berada di Blok Balong Desa Gebang Ilir tersebut. Warga berusaha bertemu dengan pemiliknya untuk bersilaturahmi dan bicara baik-baik menyampaikan keresahan warga. Karena warga menolak lingkungannya tercemar hal-hal maksiat. Salah satu tokoh pemuda Desa Gebang Ilir, Dudi mengatakan, di lokasi tersebut saat ini ada tujuh warung yang terindikasi masih aktif menjalankan bisnis esek-esek. Warung-warung tersebut terpantau masih aktif meskipun beberapa hari sebelumnya sempat digerebek warga. “Kita ke sini setelah bubaran salat Jumat. Sempat diumumkan juga di masjid kalau nanti setelah salat tokoh masyarakat dan tokoh agama akan mendatangi warung-warung itu agar bersedia mengakhiri aktivitasnya,” papar Dudi. Menurut Dudi, kedatangan puluhan warga tersebut setelah ada informasi jika ada beberapa warung yang tetap membandel dan menjalankan bisnis esek-esek. Akhirnya warga sepakat mendatangi kembali warung-warung tersebut untuk kembali diberikan pemahaman. “Kita tidak main fisik, kita tahu aturan. Kita datang silaturahmi. Kita sampaikan keluhan dari warga. Kita berikan pemahaman agar mereka mengerti, bahwa usahanya itu tidak baik. Dan, warga di sini juga keberatan dan tegas menolak,” imbuhnya. Dalam penyisiran tersebut, mayoritas warung dan rumah yang biasanya digunakan untuk tempat maksiat dalam kondisi tutup tak ada aktivitas. Namun demikian Dudi yakin jika beberapa dari pelaku bisnis itu tetap membandel dan akan buka seperti biasa. “Sekarang sih pada tutup, tapi nanti kemungkinan buka lagi. Ada informasi yang masuk ke kita, tadi malam juga ada aktivitas. Makanya kita minta polisi harus semakin gencar patroli di lokasi ini. Kalau perlu tutup permanen karena warga resah,” ungkapnya. Sementara itu, salah satu tokoh agama desa setempat, Ustad Sukari kepada Radar menjelaskan sudah mewanti-wanti warga yang ikut datang ke warung untuk tidak berbuat anarkis dan main hakim sendiri. Menurutnya, pihaknya dalam misi untuk memberikan pemahaman dan menyadarkan para pelaku bisnis haram tersebut untuk sadar dan kembali ke masyarakat. “Jadi ini kita silaturahmi, kita coba ketemu dengan pemilik warung. Kebetulan kan kemarin-kemarin isunya santer. Kita juga harus jaga nama baik desa. Warga sekitar sudah sangat resah. Tadi juga ada dari pihak desa dan kepolisian yang datang ke lokasi,”pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: