Proyek Jetty Playangan Minta Dikebut, Pengerjaan Baru 30 Persen
CIREBON-Pengerjaan proyek pembangunan Jetty di Sungai Desa Playangan, Kecamatan Gebang baru sampai tahap 30 persen. Peengerjaan proyek tersebut saat ini masih fokus ke pembuatan kubus-kubus yang akan dipasang di tanggul sungai. Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Yoseph Umar Hadi saat melihat langsung proyek tersebut di Desa Playangan, kemarin. Menurut Yoseph, informasi yang ia terima dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS CC), jika saat ini proyek sudah sampai tahap 30 persen. “Untuk fisik saat ini baru untuk pembuatan kubus beton. Nanti ini untuk dipasang di tanggul sungai, kiri kanan. Totalnya lebih dari 200 meter, anggarannya sekitar Rp11 miliar,” ujar Yoseph. Menurutnya, untuk pembuatan kubus sendiri sengaja dilakukan tak jauh dari lokasi proyek. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah proses mobilisasi dan efisiensi, karena tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi kubus ke lokasi proyek. “Alasan kenapa buat kubus di sini, karena untuk buat di lokasi ini lebih efisien, lebih murah untuk tranportasi. Tapi harus dipastikan kualitasnya, harus sesuai spesifikasi dan ketentuan. Ini juga harus segera selesai, harus dikebut, dan harapannya bisa selesai sebelum musim hujan datang,” imbuhnya. Dijelaskan Yoseph, ia sendiri belum bisa memastikan bagaimana kualitas kubus beton yang saat ini sedang diproduksi. Menurutnya, jika nanti sudah selesai, akan ada tim ahli yang akan menilai dan mengecek langsung kualitas kubus beton yang diproduksi. “Saya tentu tidak bisa mengetahui kualitas kubus ini. Ini harus ahli yang memeriksa. Sesuai atau tidak, nanti ada yang memeriksa. Tapi saya harap ini sesuai dengan ketentuan, karena proyek ini sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk mengatasi limpasan air laut yang masuk ke sungai, ya melimpas ke lahan pertanian,” bebernya. Kaur Program Desa Playangan Basuni kepada Radar Cirebon juga mengakui pekerjaan tersebut masih pada tahap pembuatan kubus dan belum sampai menyentuh ke aspek fisik tanggul. “Kalau di lokasi tanggulnya belum ada pekerjaan, yang ada saat ini baru proses pencetakan kubus. Informasi yang saya terima, katanya nanti kubus-kubus itu dipasang di tanggul. Teknisnya bagaimana saya juga kurang tahu,” katanya. Diakuinya, saat ini tanggul Sungai Playangan memang dalam kondisi kritis. Di beberapa titik bagian tanggul, jarak antara sungai dan lahan pertanian hanya berjarak beberapa meter saja. Bahkan, saat terjadi rob atau air pasang beberapa waktu lalu, air laut sempat menggenangi lahan pertanian. Sehingga menyebabkan kerugian bagi petani, karena tanamannya terancam mati. “Memang butuh diperbaiki tanggulnya. Karena air laut sering sekali melimpas. Bahkan karena limpasan kemarin, banyak tanaman yang sekarang menguning seperti bawang dan padi,” tambahnya. Namun tidak hanya itu saja persoalan yang ada. Menurut Basuni, Sungai Playangan saat ini sudah mengalami pendangkalan dan butuh untuk segera dinormalisasi. “Kalau harapan warga sih, tidak hanya perbaikan tanggul. Yang tidak kalah penting itu juga harus segera dilakukan normalisasi sungai. Sungai kita sudah sangat kotor dan dangkal, baunya juga tidak sedap,” jelasnya. Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai BBWS CC, Uki SSos ST MSi saat dihubungi Radar mengatakan, pekerjaan yang dilakukan saat ini di Desa Playangan dengan anggaran Rp11,9 miliar adalah untuk pembuatan jetty atau tanggul pengamanan dengan susunan kubus beton. “Nanti teknisnya itu untuk sisi kanan sungai akan dipasang 150 meter dan untuk sisi kiri sekitar 125 meter,” pungkasnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: