Chavez Tiada, AS Hati-hati
Warga Venezuela di Amerika Berharap Ada Perubahan Kematian Hugo Chavez memunculkan harapan baru di Washington akan terbangunnya hubungan yang lebih baik antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela. Selama ini, Chavez dikenal sebagai tokoh anti-AS. Seperti diketahui, setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya, tokoh kharismatik itu meninggal di rumah sakit militer di pusat Kota Caracas, Venezuela, Selasa lalu (5/3) waktu setempat atau kemarin WIB (6/3). Tetapi, pemerintahan Presiden Barack Obama memilih untuk berhati-hati. Prospek pencairan hubungan diplomatik di antara kedua negara masih sulit dan mungkin menemui banyak hambatan. Kendati begitu, Obama berusaha cepat merebut simpati rakyat Venezuela dengan menunjukkan keinginannya untuk menjalin hubungan konstruktif pasca-Chavez. Menurut para analis, tidak mudah mencapai kemajuan nyata jika risiko ketidakpastian politik bakal mengganggu negara produsen minyak terbesar di Amerika Selatan itu. Tantangan Washington adalah sejauh mana bisa merangkul pemimpin Venezuela, termasuk kelompok oposisi, tanpa menunjukkan intervensi atas masalah dalam negeri pasca-kematian Chavez. \"Kami tak tertarik untuk menjalin hubungan konfrontatif dengan Venezuela,\" ujar seorang pejabat senior AS kepada Reuters. \"Kami akan melihat perkembangan situasi. Saat ini adalah periode yang sangat dinamis,\" tambahnya. Bagi AS, ujian utama saat ini adalah apakah Venezuela akan mematuhi konstitusinya yang mengharuskan pemilu khusus untuk memilih pengganti Chavez. Selain itu, apakah pemilu tersebut dilaksanakan dengan jujur dan bebas sesuai norma yang berlaku. Washington menuduh Chavez dan para pendukungnya melakukan pelanggaran pemilu selama 14 tahun berkuasa. Misalnya, mengintimidasi oposisi dan menyalahgunakan media pemerintah. Obama pun menyebut saat ini sebagai \"momen penting\" bagi Venezuela. Dalam pesannya kepada Wapres Nicolas Maduro, yang menjabat pemimpin sementara di Venezula, Obama menegaskan komitmen AS pada kebijakan untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, hukum, dan hak asasi manusia. Washington juga langsung membantah tuduhan Maduro bahwa AS terlibat konspirasi untuk menjatuhkan Chavez dan melawan Venezuela. Pernyataan tersebut dirilis sesaat setelah pengumuman kematian Chavez. Sebelumnya, atase AS di Caracas juga telah diusir atas tuduhan terlibat upaya kudeta terhadap pemerintahan Chavez. Sementara itu, warga Venezuela di AS menyambut kabar kematian Chavez. Mereka melambaikan bendera nasional Venezuela dan menyuarakan harapan atas perubahan di negeri kelahiran mereka pasca-Chavez. Warga Venezuela di AS pun menyuarakan, \"Dia (chavez, Red) telah tiada!\" \"Kami bukan merayakan kematiannya,\" ujar Anna San Jorge, 37, warga Venezuela, di tengah kerumunan massa di pinggir Doral, Miami. \"Kami merayakan terbukanya pintu baru, harapan, dan perubahan,\" lanjutnya. Komunitas warga Venezuela di Florida maupun wilayah AS lainnya umumnya bersikap anti-Chavez. Mereka pun sengaja meninggalkan negeri mereka sebagai respons atas kebijakan pemerintahan Chavez. Doral merupakan wilayah konsentrasi terbesar warga Venezuela di AS. Berdasar US Census, diperkirakan 189.219 imigran asal Venezuela tinggal di Negeri Paman Sam saat ini. Selain di Florida, komunitas warga Venezuela juga tersebar di Los Angeles dan New York. (RTR/AP/cak/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: