Wow, Revitalisasi Pasar Desa Gebangilir Telan Rp15 Miliar

Wow, Revitalisasi Pasar Desa Gebangilir Telan Rp15 Miliar

CIREBON-Pihak investor pembangunan Pasar Desa Gebangilir akhirnya  secara resmi menyerahkan pengelolaan Pasar Desa Gebangilir yang saat ini sudah selesai direvitalisasi, Senin (1/10).  Yang mengejutkan, biaya pembangunan pasar yang sempat mangkrak dan terkatung-katung serta  bergonta-ganti investor tersebut, menelan biaya sampai Rp16 miliar. Hal tersebut disampaikan Kuwu Desa Gebangilir H Selamet saat ditemui Radar di sela-sela penyerahan Pasar Desa Gebangilir dari investor ke pemdes. Menurut Selamet, pihaknya menerima penyerahan bangunan pasar tersebut dengan masa garansi sekitar enam bulan. “Kalau totalnya kurang lebih Rp15 miliar, nanti ada garansi 6 bulan pertama. Saya kurang begitu tahu rinciannya karena saya juga baru menjabat,” ujar Selamet. Dikatakannya, saat ini Pasar Desa Gebangilir mampu menampung sekitar 151 pedagang dengan rincian 75 kios dan 76 los atau lemprakan yang saat ini kondisinya sudah terisi sekitar 50 persen. “Kalau pedagang yang di sini kan bertahap, kurang lebih untuk kios sudah 50 persen dan lemprakan juga sama. Posisi pasar ini strategis, makanya saya yakin pasar ini akan cepat tumbuh dan bakal menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat,” imbuhnya. Dijelaskan Selamet, untuk harga sewa satu lapak lemprakan dibanderol dengan sewa sekitar Rp51 juta, sementara untuk kios dihargai dengan nominal Rp160 juta untuk jangka waktu sewa selama 20 tahun. “Tapi yang perlu diingat adalah untuk sewa tersebut, para pedagang harus membayarkan uang muka sebesar 30 persen. Ini berlaku untuk semua, sisanya di-cover perbankan,” jelasnya. Pedagang sendiri menurut Selamet, tidak keberatan dengan sistem yang telah disepakti bersama tersebut. Ia pun yakin, biaya sebesar 16 miliar yang dikeluarkan oleh investor bakal cukup sesuai denganjumlah kios dan lapak. “Harga yang ada saat ini Rp51 juta untuk lemprakan dan Rp160 juta untuk kios itu yang menghitungnya adalah investor. Saya rasa mereka tidak akan rugi,” jelasnya. Sementara dalam kesempatan tersebut, Gamat Gebang Asep Nurdin menuturkan, meminta pemerintah desa untuk berkoordinasi terus dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian untuk pengelolaan pasar. Sehingga bisa  mendapatkan masukan dan pembinaan agar pasar ini bisa semakin berkembang. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: